Nilai Tukar Euro Turun Terhadap Dolar AS
SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar Euro terhadap dolar Amerika Serikat jatuh pada hari Kamis (15/12), pertama dalam 14 tahun terakhir. Ini terjadi satu hari setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen dan mengisyaratkan kenaikan lagi pada tahun depan.
Tak lama setelah tengah hari, mata uang tunggal Eropa merosot ke posisi 1,0405 per US dolar, yang merupakan level terendah sejak Januari 2003.
Para investor yang mengharapkan perdagangan pada pekan terakhir sebelum Natal dapat menyimpulkan dengan catatan yang tenang, namun menerima hal yang mengejutkan pada hari Rabu menyusul penegasan hasil pertemuan the Fed yang mengirimkan gelombang kejutan di seluruh pasar keuangan," kata analis riset Lukman Otunuga pada perdagangan perusahaan FXTM, seperti dikutip AFP.
Meskipun secara luas diharapkan bahwa suku bunga AS akan meningkat 0,25 persen di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, kenaikan agresif untuk 2017 mengirim pesan kuat menuju ke posisi tertinggi terhadap Euro sebaru 14 tahun, katanya.
Sementara itu, Katsuyuki Hasegawa, Kepala EkonomInstitute Riset Pasar Mizuho kepada televisi Jepang, NHK, mengungkapkan tentang latar belakang keputusan the Fed menaikkan suku bunga acuan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi AS lesu mulai dari paruh pertama tahun 2016 sampai musim panas, tetapi laju pemulihannya meningkat antara bulan Juli dan September. Sektor manufaktur, yang bisnisnya relatif melamban akibat penguatan dolar sejak awal tahun 2016 sekarang berada pada jalur pemulihan yang moderat.
Secara rata-rata, sekitar 170.000 pekerja per bulan masuk dalam angkatan kerja. Tingkat pengangguran tercatat paling rendah dalam sejarah dan tingkat inflasi yang mendekati target dua persen yang dipatok bank sentral. Tampaknya the Fed membuat keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan berdasarkan penilaian bahwa tren ekonomi stabil dan pasar keuangan juga berjalan dengan baik.
Dalam pengumuman keputusan, apa yang menjadi sedikit di luar dugaan adalah bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun depan, meskipun ada ketidakpastian atas kebijakan ekonomi presiden terpilih Donald Trump.
Hasegawa menilai the Fed tidak akan membuat perubahan besar, termasuk dua kali kenaikan suku bunga pada tahun 2017. Tetapi sekarang diperkirakan tingkat suku bunganya akan dinaikan sekitar tiga kali.
Gubernur the Fed, Janet Yellen, menyatakan orang-orang tidak perlu menelisik keputusan terbaru yang dikatakan bukan perubahan besar. Namun prospek pertumbuhan ekonomi AS direvisi sedikit naik. Juga kenaikan harga saham di bursa yang mulai bergerak pada November, dan dikenal sebagai fenomena "bursa Trump" menjadi faktor lain keputusan the Fed.
Editor : Sabar Subekti
Ukraina Sebut Tiga Jenderal Ada di Antara Pasukan Korea Utar...
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Ukraina telah menunjukkan tiga jenderal Korea Utara yang katanya ak...