Palestina Kecam Pernyataan Trump Terkait Ibu Kota Yerusalem
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM - Para pemimpin Palestina menuduh Donald Trump merusak harapan sebuah solusi dua negara setelah calon presiden Partai Republik tersebut mengatakan bahwa dia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel "sepenuhnya" bila dia menjadi presiden Amerika Serikat (AS).
Trump berjanji pada hari Minggu (25/9) selama pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia akan mengakui klaim Israel atas Yerusalem timur, yang akan melanggar preseden selama puluhan tahun dan menempatkan Washington di posisi yang bertentangan dengan sebagian besar negara anggota PBB.
"Pernyataan Trump menunjukkan bahwa dia mengabaikan hukum internasional dan kebijakan luar negeri AS yang sudah berlangsung lama mengenai status Yerusalem," kata Saeb Erekat, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (26/9).
"Pernyataan sebelumnya yang disampaikan oleh penasihat Trump di Israel menunjukkan pengabaian total terhadap solusi dua negara, hukum internasional dan resolusi PBB."
Israel merebut Yerusalem timur selama perang Enam Hari pada 1967 dan menganeksasi wilayah itu pada 1980, menyatakan seluruh Yerusalem menjadi ibu kota Israel terpadu.
Hal ini menyulitkan pembicaraan damai kedua negara karena warga Palestina melihat Yerusalem akan menjadi ibu kota negeri itu di masa depan. (AFP)
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/10) malam ...