Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 18:19 WIB | Senin, 17 November 2014

Panglima TNI Sebut Benny Moerdani Master Intelijen

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan bahwa setelah era reformasi persoalan intelijen menjadi kacau balau, bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen. Ia juga menyebutkan sesudah Benny Moerdani dan Hendropriyono, hingga saat ini TNI belum berhasil memiliki master intelijen sekaliber mereka.

"Hampir sebagian kita tahu, hampir sebagian pejabat tahu, hampir sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini, " kata Panglima TNI saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan Sekolah Manajemen dan Analis Intelijen di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/11).

"Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak ada upaya yang serius untuk menangani itu," katanya.

Kondisi itu, lanjut Panglima TNI, sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya.

Untuk mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.

"Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia, seperti Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada lagi master intelijen Indonesia," kata Panglima TNI.

Panglima TNI ingin memperkuat Badan Intelijen Strategis (Bais) dan jajaran intelijen TNI. 

Selain itu, Panglima TNI mengungkapkan keinginannya untuk dapat mencetak perwira TNI sebagai master intelijen yang memiliki kemampuan hebat dan diakui dunia. Menurut dia, Mabes TNI saat ini tengah memikirkan bagaimana agar setiap perwira menengah berpangkat letnan kolonel  memiliki kemampuan  intelijen yang hebat. "Menurut pandangan saya, saat ini para perwira menengah tak usah memikirkan soal jabatan. Karena nantinya akan menjadi master intelijen," kata dia.

Jenderal TNI itu mengatakan, sekolah intelijen yang baru dibuka tersebut akan menjadi pengembangan karier prajurit TNI ke depan, sehingga untuk menjadi seorang Asintel Kodam tidak harus mengikuti Sesko Angkatan. 

"Tak perlu kecil hati. Yang terpenting agar menekuni bidang intelijen ini,"  kata dia.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam sekolah ini adalah peningkatan kemampuan intelijen guna menciptakan master intelijen.

Panglima TNI berharap para perwira menengah TNI menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan intelijen. Ia juga meminta  agar para siswa tidak terlalu memikirkan apakah sekolah itu membuat mereka naik jabatan melainkan menjadikannya sebagai jalan untuk mengembangkan karier prajurit TNI.

"Saya minta agar soal-soal yang diberikan tidak sama. Kasih beban yang seberat-beratnya agar para siswa mampu mengasah dengan baik kemampuan intelijennya, anggaran akan disiapkan. Soal pengembangan SDM, saya tak perlu hitung-hitung, yang penting bisa berkembang dengan baik," kata dia.

Angkatan pertama pendidikan ini terdiri dari 30 personel Pamen TNI yang telah lulus seleksi  persyaratan umum maupun khusus dan akan menempuh pendidikan selama 24 Minggu atau 6 bulan. Gelombang kedua direncanakan akan diikuti 35 orang dilaksanakan pada Februari 2015. ada pun gelombang ketiga juga dialokasikan untuk 35 orang dan dimulai bulan Mei 2015.

Hadir dalam acara tersebut Kasum TNI Laksdya TNI Ade Supandi, S.E., Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin, Dansesko TNI Letjen TNI Sonny Widjaya, Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya. (Puspen TNI/Ant )

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home