Pasukan Asing dalam Pertempuran Azerbaijan-Armenia, Siapa Mereka ?
SATUHARAPAN.COM-Armenia dan Azerbaijan saling menuduh mereka menggunakan pejuang asing, kebanyakan dari Suriah, dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh.
Siapakah orang Suriah bergabung dengan pasukan Azeri? Sejak awal bentrokan hari Minggu (27/9) lalu, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah utara untuk berperang bersama suku Azeri.
Pada hari Jumat, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan kepada surat kabar Prancis, Le Figaro, bahwa Turki telah "mengangkut ribuan tentara bayaran dan teroris" ke Azerbaijan dari Suriah utara.
Pashinyan dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam sebuah pembicaraan telepon, menyatakan "keprihatinan serius" atas laporan "keterlibatan dalam aksi militer gerilyawan kelompok bersenjata ilegal dari Timur Tengah," kata Kremlin.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga mempertimbangkan untuk menuntut Turki menjelaskan apa yang dia katakan sebagai kedatangan pejuang jihadis di Azerbaijan. "Garis merah telah diterjang, yang tidak dapat diterima," kata Macron.
Bantahan Azerbaijan
Belum ada komentar resmi dari Turki yang mendukung Baku dalam konflik tersebut, tetapi Azerbaijan membantah laporan tersebut.
"Ada lagi potongan informasi yang salah terhadap Azerbaijan," kata Hikmet Hajiyev, seorang asisten presiden urusan luar negeri, dalam konferensi pers. "Kami sepenuhnya menolaknya, Azerbaijan tidak membutuhkan pejuang asing karena kami memiliki angkatan bersenjata profesional dan kami juga memiliki pasukan cadangan yang cukup."
Tetapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan lebih dari 850 pejuang Suriah pro Turki telah dikirim ke Azerbaijan sejak pekan lalu, dan setidaknya 28 dari mereka tewas dalam pertempuran.
Kerabat tiga pejuang juga mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka telah terbunuh, sementara pengguna media sosial membagikan foto empat pejuang yang tewas dalam bentrokan.
Afiliasi SNA
Menurut Macron, laporan intelijen menunjukkan 300 pejuang yang ditarik dari "kelompok jihadis" dari kota Aleppo di Suriah telah melewati Gaziantep di Turki dalam perjalanan menuju Azerbaijan. "Para pejuang ini diketahui, dilacak dan diidentifikasi," katanya.
Observatorium mengatakan para pejuang Suriah adalah anggota kelompok bersenjata pro Turki yang sebagian besar aktif di wilayah Afrin utara yang direbut Ankara dari Kurdi pada tahun 2018.
Mereka sebagian besar berasal dari etnis minoritas Turkmenistan yang tinggal di Suriah, kata kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman. Mereka bertempur di bawah panji-panji tiga kelompok di Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki: Brigade Sultan Murad, Suleiman Shah, dan Liwa Al-Muntasser bi Allah.
Namun juru bicara SNA, Youssef Hammoud, dalam pernyataan yang dikirim ke AFP, membantah keterlibatan pasukannya di Azerbaijan.
Intervensi ke Libya
Bulan lalu, kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan kelompok bersenjata di wilayah utara Suriah yang dikendalikan oleh Turki mungkin telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional lainnya.
Aymenn Jawad Tamimi, seorang akademisi dan ahli kelompok bersenjata di Suriah, mengatakan para pejuang yang dikerahkan adalah kelompok campuran. "Mereka yang akan berperang adalah jenis orang yang sama yang telah direkrut untuk berperang dalam intervensi Turki di Libya," katanya.
Mereka adalah "campuran veteran pemberontak dan rekrutan baru" dan "beberapa dari pemberontak ini sebelumnya mendapat dukungan Barat".
Orang Asing di Pihak Armenia
Pihak Baku mengatakan bahwa orang Armenia diaspora telah dikerahkan untuk bertempur. "Orang-orang Armenia dari Suriah dan Lebanon sedang dikerahkan ke Armenia dan mereka termasuk dalam jajaran angkatan bersenjata Armenia yang berperang melawan Azerbaijan," kata Hajiyev.
Observatorium mengatakan ratusan orang Armenia dari Suriah telah bergabung dalam pertempuran tersebut, tetapi seorang pejabat Armenia di Suriah utara membantah laporan tersebut.
Anggota parlemen Lebanon, Hagop Pakradounian, mengatakan: "Partai-partai politik Armenia tidak berniat mengirim orang muda (ke Karabakh), tidak ada tindakan terorganisir seperti itu." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...