Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 05:44 WIB | Senin, 07 September 2015

Paus Ajak Eropa Beri Tempat Tinggal bagi Pengungsi

Para imigran membawa barang-barang mereka melewati zona transit saat mereka mencoba mencari bus umum menuju desa perbatasan Hongaria Hegyeshalom pada 5 September 2015 pagi di Budapest. Beberapa bus pertama yang membawa imigran dan terhadang di ibu kota Hongaria akhirnya pergi ke Austria dan Jerman setelah mereka setuju untuk menerima ribuan pengungsi yang ingin memulai lembaran baru hidup mereka di Eropa Barat. (Foto: AFP)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menyerukan seluruh warga Eropa untuk  menyambut pengungsi yang mencari tempat tinggal di  Eropa.

“Mengacu pada  tragedi puluhan ribu pengungsi yang melarikan diri kematian dalam konflik dan kelaparan dan pada perjalanan harapan, Injil memanggil kita untuk menjadi dekat dengan yang terkecil dan untuk mereka yang memiliki ditinggalkan,” kata Paus Fransiskus, seperti diberitakan New York Times, hari Minggu (6/9).

Paus  menanggapi untuk pertama kalinya migrasi massal puluhan ribu orang yang telah tiba di Eropa dalam beberapa pekan terakhir.

Di Italia  terdapat lebih dari 25.000 paroki, dan lebih dari 12.000 di Jerman. Banyak warga Suriah melarikan diri dari perang saudara dan yang mencari jalan keluar dari kemiskinan di negara-negara asalnya.

Jemaat di Lapangan Santo Petrus Vatikan bertepuk tangan saat Paus yang mengaku cucu dari imigran Italia ke Argentina, mengatakan: "Setiap paroki, setiap kelompok umat, setiap biara, setiap tempat suci, menampung satu keluarga."

Paus Fransiskus menyebut Vatikan memiliki  dua paroki dan beberapa hari ke depan akan menampung masing-masing satu keluarga pengungsi. 

Aktivitas Beberapa Negara Eropa Terhadap Pengungsi  

Pada hari Minggu (6/9), Hungaria melakukan tindakan tegas kepada para pengungsi  yang masuk ke wilayahnya dari  bagian selatan negara tersebut yakni dengan menempatkan pagar sepanjang lebih dari ratusan meter dilengkapi dengan kawat berduri.

Sebaliknya, banyak relawan di  stasiun kereta api di Austria dan Jerman  menawarkan makanan, minuman, dan mainan  untuk  migran.  Para pengungsi yang ada di Austria dan Jerman gembira setiap kali pendatang baru  diperbolehkan masuk.

Goia Osthoff, seorang aktris berusia 25 tahun membantu para pengungsi dengan bersukacita.  “Ini adalah perasaan yang mengharukan," kata Gioia.  “Anda sepatutnya bersyukur ketika memberi orang lain banyak hal,”  kata Gioia.

 Pihak berwenang Siprus mengatakan, pada hari Minggu (6/9), mereka telah menyelamatkan 114  pengungsi asal Suriah setelah kapal yang digunakan para pengungsi  mengeluarkan  panggilan   46 mil di lepas pantai selatan negara tersebut.  

Sementara itu, ribuan migran terus berdatangan dari Turki menuju  Yunani. Para migran meneruskan perjalanan  dari  pelabuhan Piraeus di Athena, kemudian menyusuri  jalan darat di negara Balkan.

Di Austria, perusahaan operator kereta api di negara tersebut mengumumkan  mereka  memindahkan sekitar 13.000 pengungsi ke Jerman mulai dari Sabtu (5/9) sampai Minggu (6/9).  Ratusan migran menghabiskan malam yang dingin di sebuah aula besar di kota Nickelsdorf, Austria. Sementara itu migran lainnya di stasiun kereta api di Wina menunggu kereta, mereka  diizinkan untuk tidur di kereta kosong karena suhu turun di bawah  10 derajat Celcius. 

Di Jerman, yang menjadi “destinasi favorit” para pengungsi,  setidaknya 800.000 pengungsi disambut tangan terbuka oleh para relawan.

Respons Para Pejabat

Kanselir Jerman, Angela Merkel mendiskusikan situasi tentang pengungsi dengan para mitra dalam pemerintahan koalisinya pada hari Minggu (6/9) malam. Partai Demokrat Sosial mendukung  Merkel dalam menyambut para pengungsi, namun  beberapa anggota partai Uni Sosial Kristen, partai yang lebih konservatif di Jerman,  keberatan dengan ide Merkel  membuka pintu bagi pengungsi.

Merkel dan Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban bersepakat  kedua negara akan berkomitmen mereka terhadap hukum suaka Uni Eropa.

Menurut keterangan resmi staf  kantor Kanselir Jerman, Peter Altmaier,  hari Sabtu (5/9) mengatakan  kedua pemimpin sepakat menyambut perjalanan para pengungsi ke Eropa. 

Altmaier mengatakan kepada sebuah lembaga penyiaran publik, dia menyerukan negara Eropa mengambil bagian yang adil dan berkomitmen menangani para pengungsi.  "Kami telah menghadapi tantangan ini selama beberapa bulan dan kami terus mengambil pengungsi," kata  Altmaier.

"Tapi kita membutuhkan kesiapan dan komitmen  negara-negara Eropa lainnya untuk bergabung,” dia menambahkan.  

"Saya yakin bahwa situasi akan menormalkan sendiri ketika kita mampu untuk datang ke sebuah konsensus Eropa, seperti yang kita lakukan dalam krisis di Ukraina, dalam krisis di Yunani, yang didukung oleh semua negara di Eropa," kata Mr Altmaier .

Tindakan Hongaria  yang melarang pengungsi yang datang dengan membangun pagar di perbatasan wilayah selatan dengan Serbia mendatangkan  kritik dari 27 mitranya di Uni Eropa.

Jean Asselborn, Menteri Luar Negeri Luksemburg, yang juga menjabat posisi Dewan Uni Eropa, mengatakan kepada televisi Jerman bahwa Hongaria dan negara-negara di Eropa Timur lainnya  harus menyatukan pendapat yakni untuk bertanggung jawab terhadap para pengungsi.

 Asselborn menambahkan Uni Eropa harus bisa menyanggupi permintaan yang diharapkan dari Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker yakni setiap negara menyerap  pengungsi di bawah sistem kuota yang disepakati.

Sebuah surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, melaporkan bahwa Juncker merencanakan  Jerman akan mengambil sekitar 31.000 orang, diikuti oleh Perancis dengan 24.000 dan Spanyol dengan hampir 15.000.

"Kita harus melakukan ini,” kata  Asselborn. "Saya pikir kami mampu itu,”  Asselborn menambahkan. (nytimes.com/ reuters.com)

 

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home