Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:27 WIB | Sabtu, 30 Juli 2016

Paus Imbau Pemuda Praktikkan Jalan Salib dalam Kehidupan Sehari-hari

Paus Fransiskus menggelar misa di Jasna Gora Monastery, Czestochowa, Polandia, pada 28 Juli 2016. (Foto: AFP)

KRAKOW, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus mendesak kaum muda mempraktikkan Jalan Salib dalam kehidupan sehari-hari, dengan merangkul orang yang kelaparan, haus, dan kesepian.

Saat memberi renungan di hadapan peserta pertemuan generasi muda Katolik seluruh dunia, World Youth Day 2016, dan diberitakan Catholic Herald, pada hari Jumat (29/7), Paus menyatakan dengan memberi perhatian kepada orang-orang yang berkekurangan maka sama artinya dengan menyentuh salib Yesus dan mengalami kebangkitan.

Yesus dapat mengetahui orang-orang yang menderita rasa sakit dan menderita, terutama yang mengalami kekerasan dan penganiayaan.

Jalan Salib merupakan momen interpretasi atas penyaliban, kematian, dan penguburan Kristus.

Prosesi Jalan Salib menjadi bagian World Youth Day, dalam prosesi tersebut tampak beberapa generasi muda dari Italia, Argentina, Ukraina, dan Pakistan membawa kayu salib. 

Setelah Jalan Salib, Paus Fransiskus menyambut pengungsi dengan kasih sayang persaudaraan dan persahabatan.

“Dengan merangkul kayu Salib, Yesus memeluk ketelanjangan, rasa lapar dan haus, kesepian, rasa sakit dan kematian,” kata dia.

Dengan ritual Jalan Salib, Yesus memeluk dan hendak merangkul kelompok yang ditelantarkan, Paus Fransiskus menyebut kelompok tersebut adalah pengungsi dari Timur Tengah yang saat ini banyak terdapat di beberapa negara di Eropa.

Dalam ketidakpastian yang dialami pengungsi saat ini, Paus meminta mereka tekun berdoa dan dalam kesabaran karena Yesus Kristus selalu menyertai penderitaan yang dialami pengungsi.

Paus Fransiskus menekankan pentingnya spiritualitas belas kasihan, yakni sebuah pemahaman yang dapat membawa banyak orang muda untuk menyentuh tubuh Kristus. 

“Prinsip kemanusiaan saat ini membutuhkan generasi muda yang tidak ingin hidup mereka hanya berfoya-foya, melainkan generasi muda yang siap melayani saudara-saudara yang paling miskin dan rentan, meniru Yesus Kristus, yang  menyerahkan diri keselamatan kita,” kata dia.

Paus Fransiskus meminta generasi muda berada di garis depan dalam melayani bagi orang lain. “Jalan Salib adalah aktualisasi dari komitmen pribadi dan pengorbanan diri,” kata dia.

Jalan Salib adalah ritual yang dapat mengalahkan dosa, kejahatan, dan kematian, sehingga manusia dapat mengarah ke cahaya terang kebangkitan Yesus Kristus.

Tanggapan Generasi Muda

Tidak jauh dari panggung, Raega Teresa, anggota dari Ascension Parish di Baghdad, Irak, mengatakan saat ini bergembira dapat melihat Paus Fransiskus walau dari kejauhan. “Kehadiran Paus memperkuat iman kita kepada Tuhan," kata Teresa.

Sementara itu pemuda Portugal, Rute Tavares, terlihat mengenakan kaus bertuliskan dukungan untuk pengungsi Timur Tengah. “Suriah: Perdamaian adalah Hal yang Mungkin”.

“Kami ingin mengirim pesan kepada Paus bahwa kami ingin mendoakan perdamaian di Suriah,” kata Rute Tavares.

Tavares mengatakan dia ingin Paus Fransiskus mengetahui saat ini generasi muda di seluruh dunia siap membuat perubahan, siap membantu yang menderita, dan menekankan perdamaian. (catholicherald.co.uk)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home