Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 13:59 WIB | Jumat, 29 Juli 2016

WCC Minta Jemaat Doakan Kontingen Pengungsi di Olimpiade

Yusra Mardini, perenang Suriah yang tergabung dalam kontingen negara pengungsi. (Foto: zimbio.com)

SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja Dunia (WCC) meminta dukungan masyarakat agar memberikan doa bagi berbagai atlet yang tergabung di kontingen negara pengungsi (Refugee Olympic Team/ROT) agar dapat menghasilkan prestasi dalam ajang multi event Olimpiade 2016.

Seperti diberitakan pada situs resmi WCC, hari Kamis (28/7) WCC menginginkan masyarakat memberi dukungan doa bagi atlet dari berbagai negara yang tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga, sehingga atlet negara tersebut harus terpisah jauh dari tempat tinggal asalnya.

“Walau saat ini negara mereka tengah dilanda krisis, tetapi kita harus tetap melihat mereka ceria dan bergembira saat berlomba,” demikian tertulis di situs resmi WCC.

WCC mengajak dalam mendukung kontingen imigran setiap posting di media sosial menggunakan tanda pagar (hashtag) I’m With #TeamRefugees.

WCC menjelaskan atlet dari kontingen negara pengungsi atau imigran awalnya tidak diperkirakan akan dapat berlomba di ajang multi event yang akan diselenggarakan mulai 5-21 Agustus tersebut.

Kontingen pengungsi mendapat dukungan berbagai badan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) antara lain UNICEF (Organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa yang membawahi pendidikan dan anak-anak), kemudian UNHCR (Organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa yang membawahi pengungsi), selain itu juga organisasi kemanusiaan  internasional lainnya seperti Global Citizen, Save The Children, International Rescue Committee.

WCC menjelaskan dukungan bagi atlet dari kontingen negara pengungsi penting untuk membangun solidaritas dan menyadarkan masyarakat di dunia tentang pentingnya menghargai sesama.

Dukungan Penuh dari IOC

Beberapa bulan lalu, Presiden Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee), Thomas Bach berharap kontingen pengungsi akan tetap bersemangat berlomba walau di Eropa tengah terjadi krisis pengungsi internasional.

Bach menjelaskan di masa mendatang tidak hanya kelompok pengungsi yang dibuatkan tim namun juga kelompok yang selama ini dianggap minoritas yang berkekurangan akses ke olahraga juga akan diikutsertakan dalam kontingen tersebut.

Bach menjelaskan atlet yang berasal dari etnis Tibet di Tiongkok dapat memperoleh kesempatan berlaga dengan membela Tibet, karena saat ini atlet Tibet harus berlaga di bawah bendera Tiongkok.

Daftar atlet yang berasal dari negara pengungsi antara lain, perenang putra Suriah, Rami Anis (25 tahun), judoka putri asal Republik Demokratik Kongo, Yolande Mabika (28 tahun), pelari putra Sudan jarak 1.500 meter Paulo Amotun Lokoro (24 tahun) ,  perenang putri gaya bebas 200 meter asal Suriah, Yusra Mardini (18 tahun).

Kemudian ada pelari putra jarak 800 meter asal Sudan Selatan, Yiech Pur Biel (21 tahun), pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan,  Rose Nathike Lokonyen (23 tahun), pejudo putra Republik Demokratik Kongo, Popole Misenga (24 tahun), pelari marathon asal Etiopia, Yonas Kinde (36 tahun), pelari  putri jarak 1.500 meter asal Sudan Selatan, Anjelina Nadai Lohalith (21 tahun), pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan, James Nyang Chiengjiek (28 tahun). (oikoumene.org/bbc.com/olympic.org)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home