Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:41 WIB | Kamis, 30 April 2020

PBB Desak Dunia Cegah Anak-anak Kelaparan Saat Pandemi COVID-19

Badan urusan pangan PBB (WFP) memperkirakan 370 juta anak-anak terancam kekurangan pangan dan gizi akibat pandemi COVID-19. (Foto: voaindonesia.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Dua lembaga PBB, Rabu (29/4), menyerukan kepada komunitas global, untuk mencegah kelaparan dan kekurangan gizi di antara 370 juta anak-anak yang tidak menerima makanan dari sekolah, karena penutupan sekolah di seluruh dunia setelah pandemi virus corona.

PBB mengatakan, bantuan makanan di sekolah sangat penting, khususnya bagi anak perempuan, terutama di negara-negara miskin dimana orang tua sering kali mengirim anak-anak mereka ke sekolah untuk mendapatkan makanan, sehingga mereka tidak terbebani tanggung jawab rumah tangga atau akibat dari pernikahan dini.

“Bagi jutaan anak di seluruh dunia, makanan yang mereka dapatkan di sekolah adalah satu-satunya makanan yang mereka dapatkan dalam sehari,” kata David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) di PBB.

“Tanpa makanan itu, mereka kelaparan, berisiko jatuh sakit, putus sekolah dan kehilangan kesempatan untuk keluar dari perangkap kemiskinan. Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah agar pandemi ini tidak berubah menjadi bencana kelaparan. ”

PBB mengatakan, anak-anak di negara miskin juga kehilangan layanan kesehatan dan gizi di sekolah, seperti suplemen vitamin dan vaksinasi.

“Sekolah bukan sekadar tempat belajar. Bagi banyak anak, ini merupakan jalur keselamatan, layanan kesehatan, dan nutrisi," kata Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak PBB Henrietta Fore, "Kecuali kita bertindak dari sekarang, dengan meningkatkan layanan yang menyelamatkan nyawa dari anak-anak yang paling rentan ini, dampak buruk yang disebabkan oleh COVID-19 akan terasa selama beberapa dekade mendatang."

Sekretaris Jenderal PBB, baru-baru ini mengeluarkan laporan yang mengindikasikan ratusan juta anak-anak tidak mendapatkan makanan di sekolah karena sekolah ditutup, sehingga mendorong WFP dan UNICEF untuk berkolaborasi dengan pemerintah nasional untuk mendukung mereka selama krisis virus corona.

WFP dan berbagai pemerintah saat ini memberi anak-anak di 68 negara alternatif pengganti bantuan makanan di sekolah, seperti transfer uang tunai, atau ransum yang bisa dibawa pulang, dan voucher. (voaindonesia.com)

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home