Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:41 WIB | Rabu, 11 November 2015

PBB: Menghadapi Terorisme Jangan Setengah-setengah

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, bertemu Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud. ditengah KTT ke-4 Arab - Amerika Selatan di Riyadh, Arab Saudi, hari Selasa (10/11). (Foto: un.org)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM –  Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa taktik menangani dengan setengah-setengah dalam melawan terorisme hanya akan ‘’menambah bahan bakar ke dalam api.’’

Sementara itu, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud mengatakan bahwa ektermisme dan terorime merupakan isu internasional dan negaranya berusaha membangun koordinasi dan kerja sama dengan negara lain.

Keduanya berbicara di depan para pemimpin negara Arab dan Amerika Selatan dalam pertemuan tingkat tinggi keempat negara-negara di kedua kawasan, hari Selasa (10/11) di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan itu juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara kawasan yang secara geografis jauh, tapi kuat secara ekonomi.

Ban mengatakan, "Kekerasan ekstremisme adalah ancaman, seperti yang telah kita lihat di Suriah, Irak, Libya dan di sini, di Arab Saudi."

"Da'esh (Negara Islam di Suriah dan Irak/ NIIS), Boko Haram (di Nigeria), dan kelompok-kelompok sejenis harus dikalahkan. Tapi pengalaman baru-baru ini juga menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk memastikan bahwa pendekatannya tidak  dengan setengah-setengah, dan membuat bahan bakar yang mengobarkan masalah, kita harus berusaha untuk memecahkan."

Ban bahkan menyerukan pemberdayaan perempuan untuk mencapai tujuan ambisius Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). "Perempuan bisa dan harus mampu mendorong kemajuan," kata Ban.

"Amerika Latin telah diuntungkan oleh kesetaraan jender, khususnya dengan representasi perempuan di parlemen dan pemerintah. Tapi terlalu banyak perempuan di seluruh dunia terus menghadapi kekerasan sistematis dan pelanggaran pada  hak-hak dasar mereka,’’ kata dia.

"Dunia tidak akan pernah mencapai tujuan pembangunan 100 persen tanpa 50 persen dari rakyat terlibat penuh dan setara dalam semua hal."

Ban mencatat bahwa dunia Arab menghadapi pergolakan besar. "Kemajuan demokrasi di Tunisia menjadi contoh positif yang langka, sebagai harapan dari tumbuhnuya Musim Semi Arab (Arab Spring) yang dihancurkan oleh konflik, ketidakstabilan dan pemerintahan otoriter dari Suriah ke Libya dan tempat lain," katanya.

"Negara-negara Amerika Latin sebagian besar telah memulai transisi, dan banyak orang di seluruh dunia Arab merindukan hal itu bagi mereka," kata Ban. (un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home