Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:04 WIB | Rabu, 03 Juni 2015

Pebulutangkis Anthony Ginting Berdoa di Gereja Sebelum Bertanding

Anthony Sinisuka Ginting. (Foto: Humas PBSI).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting tak henti-hentinya mengucap syukur atas keberhasilannya lolos ke babak utama turnamen bergengsi BCA Indonesia Open (Indonesia Terbuka) Super Series Premier 2015. Dia mengakui ada hikmah di balik taat beribadah ke gereja.

"Hari latihan kan hari Minggu, jadwal saya ke gereja. Jadi di gereja saya berdoa semoga saya mendapat kesempatan untuk bermain. Ternyata doa saya terkabul, bahkan hasilnya lebih baik, saya bisa lolos ke babak utama," kata Anthony seusai menundukkan rekan senior Pelatnas PBSI Cipayung, Sonny Dwi Kuncoro Selasa (2/6), di Istora Senayan, Jakarta.

"Waktu Minggu (31/5), saya ikut teman-teman jajal lapangan di Istora. Dalam hati saya berharap ada pemain yang mundur sehingga saya bisa dapat tiket kualifikasi. Sempat pasrah karena saya waiting list keenam, agak kecil kansnya," kata pemain kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996 itu menambahkan.

Anthony mengalahkan Sony Dwi Kuncoro, 21-9, 21-16.

Pebulu tangkis pemenang Asian Youth Games 2014 tersebut menuturkan dua hari jelang Indonesia Terbuka berlangsung, nama Anthony masih berada di daftar tunggu. Ia pun mengaku agak sedih karena rekan-rekan sepelatnasnya banyak yang bertanding di kejuaraan ini, seperti Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa dan Firman Abdul Kholik.

Bermain di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015 adalah pengalaman pertama buat Anthony. Sebelumnya, ia tak pernah berlaga di turnamen kelas super series premier. Dukungan penonton dan atmosfer stadion Istora Senayan juga membuat Anthony semakin bersemangat.

Langkah Anthony ke babak utama bukanlah sesuatu yang mudah. Di laga kualifikasi pertama, ia dihadapkan dengan pemain senior, Andre Kurniawan Tedjono dan menang dua game langsung, 21-15, 21-16. Pada laga kualifikasi kedua, Anthony lagi-lagi harus bertanding melawan pemain yang lebih berpengalaman.

"Waktu berhadapan dengan Sony, saya ingat pertemuan terakhir kami di Vietnam International Challenge 2015. Saat itu saya kalah karena dia bermain lebih pintar. Saya banyak kecolongan. Kali ini saya banyak menguras fisik lawan, karena Sony sudah tidak muda lagi," ungkap Anthony.

Sayangnya, Ihsan Maulana Mustofa belum berhasil mengekor sukses kedua rekannya ke babak utama. Ihsan harus mengakui keunggulan Lee Dong Keun, dengan skor 19-21, 19-21. (badmintonindonesia.org).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home