Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 06:56 WIB | Selasa, 02 Februari 2016

Peduli Lingkungan, PGI Dukung Gerakan Cinta Danau Toba

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PGI, Jeirry Sumampow, saat menerima para wartawan di Grha Oikoumene PGI awal Januari lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mendukung Gerakan Cinta Danau Toba sebagai salah satu wujud kepedulian PGI terhadap lingkungan.

“Sidang MPL (Majelis Pekerja Lengkap, Red) PGI 2016 mendukung Gerakan Cinta Danau Toba sebagai langkah bersama pemerintah, masyarakat dan unsur-unsur masyarakat sipil demi penyelamatan lingkungan Danau Toba,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PGI, Jeirry Sumampow dalam keterangan pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Senin (1/2).

Ia menjelaskan seluruh upaya pengembangan pariwisata di sekitar Danau Toba mestilah ditujukan pada kelestarian dan keindahan Danau Toba, serta kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

“Sayangnya Danau Toba kini tercemar oleh limbah berbagai industri pengolahan kayu dan peternakan, serta usaha perhotelan dan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian dan keindahan lingkungan sekitar Danau Toba,” kata dia.

Ia menjelaskan PGI menggelar Sidang MPL PGI 2016 di Kota Parapat, tepi Danau Toba mulai dari hari Jumat (22/1) sampai dengan Selasa (26/1) dengan tuan rumah adalah Gereja Methodist Indonesia (GMI). “Sidang  dihadiri 89 utusan gereja anggota PGI, 28 Utusan PGI Wilayah atau Sinode Am Gereja, dan mitra PGI dari dalam dan luar negeri menyatu dalam agenda sidang tahunan,” kata dia.

Sidang itu diarahkan oleh Tema Sidang Raya PGI di Nias tahun 2014, yaitu “Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya” (Mazmur 71: 20), dan Subtema “Dalam Solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa Kita Tetap Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila, Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme, dan Kerusakan Lingkungan”.

Ia mengemukakan kehadiran berbagai industri di sekitar Danau Toba malah merusak keindahan dan kelestarian danau itu. Ia menggambarkan danau yang indah terancam menjadi kubangan sampah dan limbah. “Selain itu longsor dan banjir bandang mengancam kelangsungan hidup masyarakat setempat. Kerusakan lingkungan Danau Toba ini juga menjadi salah satu contoh dari krisis ekologis yang terjadi di berbagai tempat lain di Indonesia,” kata dia.

Jeirry mengemukakan salah satu keputusan penting dalam Sidang MPL PGI lalu yang berkaitan dengan  pengembangan wilayah pariwisata, termasuk di Danau Toba yakni menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam pengembangan pariwisata menghormati hak-hak masyarakat adat dan kelestarian lingkungan hidup.

“Sidang mendorong pemerintah bersikap tegas meninjau kembali izin kepada para investor yang terbukti melakukan ketidakadilan terhadap masyarakat dan kekerasan terhadap alam,” kata dia.

PGI mengimbau masyarakat di daerah pariwisata untuk memelihara keramahtamahan, sopan santun, dan etika pergaulan yang baik, serta nilai-nilai adat istiadat setempat, sambil terbuka untuk belajar dari nilai-nilai global yang humanis dan berkeadilan. (PR).

Editor: Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home