Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:52 WIB | Minggu, 31 Maret 2024

Pemadaman Listrik Terjadi di Ukraina Akibat Serangan Puluhan Rudal Rusia

Asap dan api terlihat di dekat saluran tegangan tinggi di lokasi serangan peluru kendali Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di luar Kharkiv, Ukraina pada 22 Maret 2024. (Foto: Reuters)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina pada hari Jumat (29/3) mengatakan bahwa mereka telah memberlakukan pemadaman listrik darurat di beberapa wilayah setelah Rusia menembakkan puluhan rudal dan drone ke pembangkit listriknya semalaman.

Moskow telah meningkatkan pemboman udara terhadap Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menargetkan infrastruktur energi sebagai respons terhadap serangan mematikan Ukraina di wilayah perbatasan Rusia.

Operator jaringan listrik nasional, Ukrenergo, mengatakan pusat pengirimannya “dipaksa menerapkan jadwal pemadaman darurat di wilayah Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia dan Kirovograd hingga malam hari”.

Pembatasan sudah diberlakukan di kota-kota besar Kharkiv dan Kryvyi Rih setelah serangan Rusia pekan lalu. “Konsumen di daerah lain diminta menggunakan listrik secara hemat dan sadar,” kata Ukrenergo

Serangan ini terjadi pada saat yang sulit bagi Ukraina, yang menghadapi kekurangan pertahanan udara untuk melindungi langit dan amunisi untuk mempertahankan garis depan.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan serangan udara tersebut “menjadi lebih sering dan masif, sehingga menimbulkan ancaman yang semakin besar terhadap keamanan energi Ukraina”.

“Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara untuk mengamankan infrastruktur penting dan melindungi penduduknya,” kata Perdana Menteri, Denys Shmygal, dalam permohonan barunya kepada sekutu Barat Kiev.

Gedung Putih menyebut serangan terbaru Rusia sebagai “pengingat buruk atas upaya Vladimir Putin untuk mematahkan semangat rakyat Ukraina” dan mendesak Kongres Amerika Serikat untuk meloloskan rancangan undang-undang yang mendanai pertahanan Ukraina.

“Kebutuhan Ukraina sangat mendesak, dan kami tidak bisa menunda lebih lanjut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Adrienne Watson, dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui bahwa mereka telah menggunakan “senjata presisi berbasis udara, laut, dan darat jarak jauh” untuk menargetkan fasilitas energi.

Kedua belah pihak saling menuduh menyerang wilayah sipil jauh di belakang garis musuh pada hari Jumat.

Terorisme Energi

Sebuah pesawat tak berawak Rusia menewaskan seorang pria berusia 39 tahun dan melukai orang lain di dekat kota Nikopol di tenggara Ukraina, sementara serangan udara di Kamianske di utara melukai lima orang, termasuk seorang anak, kata pihak berwenang di Ukraina.

Seorang pria berusia 50 tahun lainnya, seorang petani, ditemukan tewas di wilayah selatan Kherson, kata gubernur Ukraina, tampaknya setelah traktor yang ia operasikan menabrak ranjau.

Di Rusia, sebuah pesawat tak berawak Ukraina menabrak sebuah gedung apartemen di kota perbatasan Belgorod, menewaskan seorang pria dan melukai dua lainnya, kata gubernur wilayah tersebut Vyacheslav Gladkov.

Rusia telah menghancurkan infrastruktur energi Ukraina selama perang, yang kini memasuki tahun ketiga.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut serangan itu sebagai “terorisme energi” dan PBB menggambarkannya sebagai tindakan ilegal.

Angkatan udara mengatakan Moskow telah menargetkan “sektor bahan bakar dan energi” Ukraina dengan 99 rudal dan drone dalam semalam, 84 di antaranya ditembak jatuh. “Rudal Rusia menghantam pembangkit listrik tenaga panas dan air,” kata Ukrenergo.

Salah satu penyedia energi utama negara itu, DTEK, mengatakan tiga pembangkit listrik tenaga panas telah diserang dalam serangan tersebut, menyebabkan fasilitasnya “rusak parah”.

“Setelah serangan itu, para teknisi listrik segera mulai menangani konsekuensinya,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan online, seraya menambahkan bahwa satu karyawannya terluka.

Kementerian Energi Ukraina mengatakan bahwa tujuh wilayah secara keseluruhan mengalami pemadaman listrik, dan meminta warga untuk menunjukkan “pemahaman atas kesulitan sementara ini”.

Di garis depan, Ukraina terpaksa bersikap defensif dalam beberapa bulan terakhir, berjuang mengatasi kekurangan amunisi di tengah tertundanya paket bantuan senilai US$60 miliar dari Amerika Serikat.

Komandan angkatan bersenjatanya, Oleksandr Syrsky, mengatakan pada hari Jumat bahwa situasi di beberapa wilayah medan perang “tegang”.

“Penjajah Rusia terus meningkatkan upaya mereka dan memiliki keunggulan jumlah personel,” katanya. “Selain itu, musuh melancarkan tembakan artileri berat dan mortir,” tambahnya.

“Beberapa hari yang lalu, keunggulan musuh dalam hal amunisi yang ditembakkan adalah sekitar enam berbanding satu.” (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home