Pemimpin Visioner

SATUHARAPAN.COM – Tugas berat seorang pemimpin adalah menghadirkan visi dalam kehidupan nyata. Membuat mimpi menjadi realitas. Itulah yang membuat dia diikuti.

Untuk menghidupi kami, Ibu kami—yang berstatus ibu rumah tangga ketika Bapak masih hidup—harus banting tulang untuk menghidupi kami. Mimpinya adalah anak-anaknya tidak putus sekolah karena ketiadaan dana. Setelah mencoba beberapa pekerjaan akhirnya ia menjadi pedagang kaki lima. Dia menjual kentang sebagai barang dagangannya. Untuk variasi dagangannya ia menjual kentang kupas: kentang seukuran bola pingpong dikuliti lalu di cuci bersih dan dikemas dalam plastik berwarna kuning ukuran sekilo.

Targetnya adalah harus membawa setidaknya 50 kg setiap pagi ke pasar. Dia seolah tak menghiraukan bahwa ini adalah pekerjaan membosankan dan melelahkan. Dia seolah tak menghiraukan saya butuh waktu bermain dan belajar. Dia seolah tak menghiraukan keluhan atau kemarahan yang saya lontarkan.

Suatu kali saya ikut ke pasar. Setiba di pasar pukul empat pagi, tak sampai sepuluh menit, kelima puluh bungkus kentang kupas itu ludes. Keuntungannya lebih besar daripada keuntungan yang kami terima berjualan sampai pukul 10 pagi. Inilah alasan mengapa ia melakukan semuanya itu. Dia punya mimpi dan dia tahu jalan untuk menggapai mimpi itu.  

Pemimpin visioner adalah seorang yang tahu jalan untuk mewujdukan visi. Pemimpin visioner adalah seorang yang berani melakukan perubahan karena dia tahu pasti apa dampak dari perubahan itu. Sekalipun itu berarti harus meninggalkan zona nyaman. Seorang yang tidak pernah putus asa sekalipun harus menempuh jalan sukar, ditinggalkan, bahkan disalahmengerti—disebut arogan karena apa yang dilakukannya. Seorang yang bertindak dari keyakinan yang dimiliki. Seorang yang percaya diri dengan setiap keputusan yang diambil. Dan itulah yang dilakukan ibu saya.

Dunia sungguh-sungguh membutuh pemimpin visionaer. Karena itu, jadilah Pemimpin Visioner!

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro