Pemkab Mimika Dukung Penerbangan Interkoneksitas Papua
TIMIKA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Mimika mendukung penuh kebijakan maskapai Garuda Indonesia yang kini membuka penerbangan interkoneksitas Papua dengan mengoperasikan pesawat jenis ATR 72500.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika John Rettob di Timika, hari Rabu (14/9), mengatakan penerbangan Garuda Indonesia rute Biak-Timika-Nabire akan segera beroperasi mulai 19 September 2016.
"Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Mimika tentu menyambut baik adanya pembukaan rute baru penerbangan Garuda Indonesia," kata John.
Ini tentu akan sangat membantu masyarakat Timika yang hendak bepergian ke Biak dan ke Nabire mengingat selama ini tidak ada penerbangan langsung (pesawat komersial) dari Timika ke Biak maupun rute Timika-Nabire, katanya.
Dari informasi yang diterima Dishubkominfo Mimika, pihak Garuda Indonesia sudah mulai menjual tiket penerbangan untuk rute-rute tersebut. Pesawat ATR 72500 tersebut berkapasitas penumpang sebanyak 70 orang.
Pesawat itu nantinya akan terbang dari Biak ke Timika, selanjutnya dari Timika ke Nabire dan kembali ke Timika sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Biak.
Dukungan adanya penerbangan interkoneksitas Papua juga dikemukakan oleh Wakil Bupati Asmat Thomas E Safanpo beberapa waktu lalu.
Thomas mengatakan jajarannya terus membangun komunikasi dengan pihak Garuda Indonesia agar nantinya pesawat ATR 72500 yang akan melayani penerbangan interkoneksitas Papua juga dapat menyinggahi Bandara Ewer di Kabupaten Asmat.
"Kami mendapat informasi kemungkinan Garuda akan membuka dua pusat penerbangan konektivitas di selatan Papua yaitu di Merauke dan Timika. Dari kedua kota itu nantinya akses bisa terhubung langsung ke kabupaten-kabupaten lain seperti Mappi, Boven Digoel dan Asmat," kata Thomas.
Sehubungan dengan itu, Pemkab Asmat kini terus membenahi Bandara Ewer agar dapat didarati pesawat berbadan lebar sejenis ATR.
"Dalam tiga tahun terakhir kami melakukan upaya peningkatan landas pacu Bandara Ewer dari sebelumnya sepanjang 600 meter menjadi 1.200 meter. Diharapkan dua tahun ke depan pekerjaan ini tuntas dan nantinya pesawat sejenis ATR bisa mendarat di Ewer," jelasnya.
Pengembangan fasilitas Bandara Ewer tersebut menjadi salah satu program prioritas Pemkab Asmat di bidang infrastruktur dalam masa kepemimpinan duet Bupati-Wakil Bupati Asmat Elisa Kambu-Thomas E Safanpo.
Apalagi bandara tersebut merupakan satu-satunya pintu masuk ke Asmat melalui jalur perhubungan udara.
Selama ini, Bandara Ewer Asmat hanya bisa didarati oleh pesawat jenis Cessna Grand Caravan dan Twin Otter. (Ant)
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...