Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 14:29 WIB | Selasa, 09 Agustus 2016

Pemprov DKI Batal Bangun Rusunawa Cengkareng Barat

Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa Bareskrim di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7). Djarot Saiful Hidayat diperiksa Bareskrim sebagai saksi terkait proses pembelian lahan di Cengkareng Barat, Jakarta Barat. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membatalkan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cengkareng Barat pada tahun ini karena adanya masalah kepemilikan lahan.

"Pembangunan Rusunawa Cengkareng Barat kami batalkan, karena kepemilikan lahan yang tidak jelas sampai sekarang," kata Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, hari Selasa (9/8).

Menurutnya, lahan di Cengkareng Barat itu memang sudah tercatat sebagai aset milik Pemprov DKI Jakarta walaupun tidak ada sertifikatnya. Pencatatan aset lahan itu sendiri sudah berlangsung sejak lama.

"Lahan itu sudah lama kami kuasai. Berdasarkan undang-undang, kalau tanah itu sudah lama kami kuasai, maka boleh dicatat sebagai aset. Aset negara yang dikuasai oleh pemda adalah aset pemda," ujar Ahok.

Selain masalah kepemilikan lahan, dia menuturkan pembatalan tersebut juga dilakukan mengingat anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Rusunawa Cengkareng Barat itu masih kurang.

"Kami sudah hitung-hitung. Kalau hanya pakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI saja tidak akan cukup. Makanya, harus ada kewajiban dari pengembang dan lain-lain," tutur Ahok.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, dengan dibatalkannya pembangunan rusunawa tersebut, maka target pembangunan sebanyak 20.000 unit rusun pada tahun ini berkurang. Dengan demikian, hanya 14.000 unit saja yang dapat dibangun.

"Target kami kan bangun 20.000 unit rusun, tapi sekarang jadinya paling cuma 14.000 unit. Akan tetapi, kami akan terus mencari lokasi lainnya supaya target pemenuhan hunian bagi warga bisa terpenuhi," ucap Ahok.

Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta membeli lahan yang akan digunakan untuk Rusunawa Cengkareng Barat itu dari perseorangan yang bernama Toeti Noeziar Soekarno dengan harga Rp 668 miliar.

Namun di sisi lain, berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), lahan tersebut merupakan kepemilikan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta. Sengketa kepemilikan lahan antara Dinas KPKP DKI dan Toeti pun bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home