Pemprov DKI Tidak Jadi Berlakukan 6 Hari Belajar

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku setelah mempertimbangkan lebih lanjut, memutuskan tetap menyelenggarakan kegiatan sekolah Senin sampai Jumat, tidak jadi menerapkan enam hari belajar sebagaimana diwacanakan sebelumnya.

“Dengan pertimbangan manfaat mudarat, dan pendapat orang, tetap kita putuskan terpaksa tetap Senin-Jumat,” Kata Basuki usai rapat dengan Kepala Dinas Pendidikan, Lasro Marbun di Balai Kota, Kamis (14/8).

Akan tetapi menurut Basuki saat ini banyak sekali gedung sekolah terutama sekolah swasta kecil yang dipakai oleh dua sekolah, sehingga mereka harus membagi jadwal belajar dengan shift (pagi dan sore), sehingga dengan terpaksa sekolah-sekolah seperti itu masih menerapkan 6 hari belajar.

“Nah kalau ada yayasan yang tidak mampu seperti itu, biar jual kepada Pemprov DKI, nanti kita lakukan prcepatan untuk bangun gedung-gedung sekolah, seperti gedung sekolah swasta mahal yang bertingkat-tingkat,” kata Basuki.

“Rata-rata jam sekolah di Jakarta dari pagi sampai jam 15.00 WIB, itu karena kurikulum 2013. Tapi mungkin nanti ganti menteri lagi, ganti kebijakan, kan kita biasanya seperti itu,” ujar dia menambahkan.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun juga memberikan pernyataan bahwa  jam belajar enam hari tidak jadi diberlakukan, karena hal itu dikhawatirkan akan mengurangi waktu anak didik untuk berkumpul bersama keluarganya.

“Keputusan tadi kita tidak jadi menerapkan jam belajar enam hari, karena bisa meregangkan kecintaan dan pembinaan dari keluarga juga kan. Jadinya Senin sampai Jumat. Hari ini baru diputuskan,” kata Lasro.

Lasro kemudian menambahkan, keputusan tersebut akan dibuat dalam Peraturan Gubernur (Pergub), dan setelah itu akan disosialisasaikan.

“Kita akan panggil kepala sekolah untuk diberitahu keputusan ini, terutama bagi sekolah yang masih menerapkan enam hari,” tandasnya.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja