Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:30 WIB | Jumat, 30 Oktober 2015

Pengritik Erdogan Dimasukkan Daftar Teroris Paling Dicari Turki

Fethullah Gulen, mantan sekutu yang membuka skandal korupsi pemerintah, menjadi pengritik Erdogan.
Fethullah Gulen; mantan sekutu yang menjadi pengritik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan membuka skandal korupsi pemerintah pada tahun 2013. Erdogan memasukkannya dalam daftar teroris. (Foto: Fethullah Gulen Movement)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki menerbitkan daftar teroris yang paling dicari pada hari Rabu (28/10). Di antara mereka adalah mantan sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan yang bertbalik menjadi pengritik paling keras, pemimpin gerakan pemberontak Kurdi yang dilarang dan kelompok ISIS.

Daftar itu menyebutkan nama dan rincian lain dari 728 orang, peringkat mereka dibagi dalam lima kategori-kode dengan warna merah  untuk mereka yang paling dicari, kemudian biru, hijau, oranye dan abu-abu.

Yang masuk dalam kategori merah adalah juru kotbah yang berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, yang didakwa dengan tuduhan "terorisme"  karena dinilai berencana menggulingkan Erdogan melalui kegiatan yang disebut "negara paralel".

Kementerian dalam negeri Turki menerbitkan daftar itu pada hari yang sama ketika polisi anti huru hara menyerbu stasiun televisi yang dimiliki oleh konglomerat yang terkait dengan Gulen.

Gulen adalah pendukung Erdogan dan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP, namun kemudian menjadi musuh nomor satu, setelah mengungkap skandal korupsi pemerintahan Erdogan.

Nama lain yang masuk daftar merah termasuk pemimpin tertinggi Partai Pekerja Turki (PKK), termasuk salah satu pendirinya, Cemil Bayik, pemimpin lainnya, Murat Karayilan dan komandan senior, Duran Kalkan, seperti dilaporkan kantor berita Anatolia.

Dalam daftar itu ada 72 anggota PKK yang masuk, terkait serangan bersenjata selama  tiga dekade perlawanan  terhadap pemerintah Ankara setelah serangan bom pada bulan Juli yang menewaskan 34 aktivis pro-Kurdi.

Daftar keseluruhan juga termasuk 12 anggota kelompok ISIS yang menuduh mereka berada di balik dua serangan bom bunuh diri di Ankara pada 10 Oktober yang menewaskan 102 orang, yang merupakan serangan terburuk dalam sejarah negara itu.

Nama lainnya adalah militan sayap kiri dari Partai Front Revolusioner Rakyat Pembebasan (DKHP-C), dan kelompok berhaluan Leninis Marxis-Partai Komunis.

Turki menyediakan hadiah untuk setiap informasi yang mengarah kepada penangkapan mereka sebesar 300.000 lira (sekitar US$ 100.000) hingga empat juta lira (atau sekitar US$ 1,4 juta), menurut situs terorarananlar.pol.tr.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home