Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 10:01 WIB | Senin, 18 Mei 2015

Pengungsi Terdampar di Laut Aceh

Pengungsi Terdampar di Laut Aceh
Ratusan imigran dari etnis Rohingnya asal Myanmar saat beristirahan di tempat penampungan setelah berada di laut selama empat bulan sampai akhirnya terdampar di perairan Aceh, Indonesia dan diselamatkan, Senin (11/5) (Foto: REUTERS/Roni Bintang)
Pengungsi Terdampar di Laut Aceh
Seorang anak imigran Rohingnya asala Myanmar yang tiba di perairan Aceh, Indonesia bersama dengan para pengungsi lainnya asal Bangladesh saat makan disalah satu tempat penampungan di Kuala Langsa, Aceh, Jumat (15/5) (Foto: REUTERS/Roni Bintang)
Pengungsi Terdampar di Laut Aceh
Kapal nelayan Thailand (kanan) saat memberikan perlengkapan seperti makan dan lainnya kepada kapal pengungsi yang terekam di lepas pantai Pulau Koh Lipe, Thailand, Kamis (14/5) (Foto: REUTERS/Stringer)
Pengungsi Terdampar di Laut Aceh
Para warga etnis Rohingnya asal Myanmar bersama dengan warga Bangladesh yang tiba di perairan Aceh, Indonesia saat mendapatkan perawatan medis disebuah pusat kesehatan di Kuala Langsa, Aceh Utara, pada Jumat (15/5) (Foto: REUTERS/Roni Bintang)
Pengungsi Terdampar di Laut Aceh
Seorang pengungsi migran yang baru saja tiba di perairan Aceh, Indonesia pada Jumat (15/5) mendapat perawatan medis disebuah pusat kesehatan di Kuala Langsa, Aceh Utara.

ACEH, SATUHARAPAN.COM – Pengungsi dari Bangladesh dan etnis Rohingnya asal Myanmar hingga hari ini Senin (18/5) masih bertahan di Aceh. Sebanyak 240 warga Bangladesh dari total 583 orang ingin mencari kerja di Malaysia secara ilegal sampai akhirnya terdampar di perairan Indonesia.

Awalnya para pengungsi yang terdampar pergi menggunakan jalur laut dengan kapal nelayan yang sempat singgah di Myanmar. Dari Myanmar lalu rombongan melanjutkan perjalanan bersama dengan warga Rohingnya melintasi rute Myanmar, Thailand, dan Malaysia. Dalam perjalannya sampai di Malaysia, rombongan ditolak oleh otoritas negara setempat, yang akhirnya hanya diberi makanan dan minuman namun tidak diperbolehkan berlabuh.

Karena tidak ada negara yang menerima para rombongan, menurut kabar selama empat bulan berada di tengah laut terombang ambing karena ketersediaan bahan bakar kapal berkapasitas 500 orang itu habis sampai akhirnya terdampar di perairan Aceh.

Kondisi fisik para pengungsi saat tiba di perairan Aceh sangat memprihatinkan, tubuh kurus serta tidak terawat terlihat pada 240 warga Bangladesh yang kini sudah dipisahkan bersama dengan pengungsi Rohingnya.

Para pengungsi kini berada di kantor imigrasi Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara untuk didata badan PBB yang mengurusi pengungsi, United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR). (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home