Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 12:08 WIB | Senin, 20 Juni 2016

Pertempuran di Fallujah, 30.000 Warga Diungsikan

Pertempuran di Fallujah, 30.000 Warga Diungsikan
Pasukan pemerintah Irak menembakkan roket ke arah kelompok ISIS di Fallujah pada 18 Juni 2016 saat mereka memburu kelompok ekstremis tersebut pasca merebut kembali Fallujah, yang merupakan benteng besar terakhir ISIS di Irak. AFP PHOTO/Stringer
Pertempuran di Fallujah, 30.000 Warga Diungsikan
Pasukan pemerintah Irak terlibat bentrok dengan kelompok ISIS di Fallujah pada 18 Juni 2016 saat mereka memburu kelompok ekstremis tersebut setelah merebut kembali Fallujah, yang merupakan benteng besar terakhir ISIS di Irak. AFP PHOTO/Stringer
Pertempuran di Fallujah, 30.000 Warga Diungsikan
Pasukan propemerintah Irak dan pejuang Syiah dari unit Popular Mobilisation menembakkan roket dari Desa al-Azraqiyah ke arah benteng pertahanan kelompok Islamic State (ISIS) di Kota Fallujah pada 4 Juni 2016. Ahmad Al-Rubaye/AFP

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Pertempuran di kota Fallujah, Irak telah menyebabkan 30.000 orang harus mengungsi selama tiga hari. Hal itu disampaikan Dewan Pengungsian Norwegia pada hari Minggu (19/06) yang telah memperingatkan bencana kemanusiaan saat ini sedang berlangsung.

Pasukan Irak pada hari Kamis, (16/6) lalu telah memukul mundur dengan mengambil alih pusat kota Fallujah, sementara kelompok ekstremis Islamic State Iraq and Syria (ISIS) telah mundur ke kawasan utara kota itu. Pengambilalihan daerah tersebut mendorong ribuan warga sipil melarikan diri yang selama ini dijadikan sebagai tameng untuk benteng utama ekstremis di sebelah barat Baghdad yang telah dikepung selama beberapa bulan..

“Jumlah total pengungsi dari Fallujah dalam tiga hari terakhir saat ini mencapai 30.000 orang,” ungkap NRC dalam sebuah pernyataan.

Kelompok bantuan tersebut mengatakan 32.000 orang lainnya sudah mengungsi sejak awal serangan pemerintah terhadap benteng ISIS hampir sebulan lalu. Mereka mengungkapkan pihaknya yakin puluhan keluarga masih di dalam Fallujah, termasuk warga sipil yang paling rentan seperti perempuan hamil, orang sakit dan lanjut usia.

Kelompok bantuan tersebut merasa kewalahan menangani banyaknya pengungsi yang masih tidur di ruang terbuka, di bawah terik matahari musim panas dan menunggu mendapatkan tenda di salah satu kamp pengungsian.

“Kami memohon pemerintah Irak untuk menangani bencana kemanusiaan ini,” ungkap direktur NRC Irak, Nasr Muflahi, dalam sebuah pernyataannya. (AFP)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home