Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 19:20 WIB | Kamis, 16 Oktober 2014

PGI Berperan Mengkampanyekan Politik Moral

PGI Berperan Mengkampanyekan Politik Moral
Jeirry Sumampouw (kemeja putih bersarung) saat peresmian Grha Oikoumene. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
PGI Berperan Mengkampanyekan Politik Moral
Jeirry Sumampouw (kemeja putih bersarung) saat peresmian Grha Oikoumene.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) senantiasa mengkampanyekan politik moral dalam berbagai kesempatan kepada seluruh umat di Indonesia. Hal ini dikemukakan Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, S.Th. kepada satuharapan.com pada Kamis (16/10) di Gedung PGI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

“Kami (PGI) tetap ingin seluruh umat menjadi dewasa dalam berpolitik, oleh itu PGI selalu mengkampanyekan politik moral bagi umat,” demikian Jeirry Sumampouw mengatakan.

“Kita sudah jelas di PGI mengkampanyekan politik moral, kita menghindari atau menabukan melakukan berbagai dukungan secara frontal kepada partai atau pasangan calon,” Jeirry menambahkan.

PGI berharap fenomena tersebut dapat berlanjut tidak hanya di pemilihan legislatif atau eksekutif tetapi juga di pemilihan kepala daerah.   

Pasca pemilihan legislatif dan presiden, PGI menginginkan bangsa Indonesia cerdas dalam berpolitik bukannya seperti fenomena di media sosial yakni dengan banyaknya saling hina atau caci maki para netizen yang menyebabkan retaknya hubungan atau solidaritas sosial di tengah masyarakat.

“Pilpres kemarin benar benar memberi dampak yang cukup signifikan karena pra pendeta terbelah ada yang pro ini ada yang pro itu, ke depannya kita (PGI) tidak ingin seperti itu terjadi lagi,” Jeirry menambahkan.

Pada salah satu pesan pastoral PGI menjelang pemilihan presiden dan legislatif lalu dijelaskan bahwa PGI mengajak masyarakat berpartisipasi pada kedua pemilihan umum itu, akan tetapi apabila tidak ada pilihan yang benar-benar tidak sesuai tetap diusahakan memilih.

“Kalaupun saat ini dirasakan bahwa belum atau tidak ada partai (atau calon) yang baik dan benar-benar dapat mewakili aspirasi masyarakat, perlulah disadari bahwa kita berada dalam situasi minus malum, yaitu situasi dimana kita sulit menemukan atau bahkan tidak ada “figur” yang baik dan bermutu. Karena itu, yang kita lakukan sekarang adalah memilih “yang kurang buruk dari yang buruk’, sambil terus berdoa agar terjadi “pertobatan politik” supaya hasil Pemilu 2014 dapat membawa kebaikan bagi bangsa ini,” demikian kutipan pesan Pastoral pada laman resmi PGI.   

Pada bagian akhir pesan pastoral, PGI mengajak memilih dengan hati nurani karena Roh Allah berdiam dalam diri setiap orang, dan hindari politik uang karena PGI menganggap itu merupakan perbuatan yang tidak baik.

“Kita (PGI) menyadari ada fenomena seperti itu, tetapi ke depan kita ingin apa yang terjadi di pilpres atau pileg stop berhenti, dan lima tahun lagi kita harap tidak ada fenomena seperti itu,” Jeirry menambahkan.

Jeirry mengatakan bahwa PGI menginginkan gereja dan umat Kristen khususnya berkontribusi positif bagi pembangunan Indonesia dan mampu bekerja sama tanpa membeda-bedakan umat lainnya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home