Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:26 WIB | Senin, 13 Juli 2015

Piala Dunia Gairahkan Sepak Bola Putri Singapura

Ilustrasi tim nasional putri Singapura. (Foto: goal.com).

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Piala Dunia Putri yang berakhir beberapa waktu lalu  dan peningkatan rekor jumlah penonton di televisi dari salah satu ajang yang diselenggarakan FIFA (Asosiasi Sepak Bola Dunia) menunjukkan meningkatnya minat dalam sepak bola perempuan. Ternyata fenomena ini menggairahkan sepak bola putri Singapura.

Menurut channelnewsasia.com, Minggu (12/7),  setidaknya total seluruh pertandingan di turnamen yang baru saja diselenggarakan di Kanada tersebut ditonton 25,4 juta pemirsa televisi.

Angka itu memang jauh di bawah rata-rata 188.400.000 pemirsa per pertandingan di Piala Dunia pria di Brasil pada 2014 yang lalu, tapi dalam satu hal angka tersebut menunjukkan peningkatan minat perempuan bersepak bola di seluruh dunia.

Minat para pesepak bola putri ini rupanya digandrungi di Singapura, pesepak bola tim nasional putri Singapura Nur Aniqah (usia 24 tahun), menceritakan saat dia berusia delapan atau sembilan tahun, dia menulis sepucuk surat ke ibunya dan bercita-cita menjadi pesepak bola profesional. 

“Itu adalah mimpi saya. Saya suka menonton sepak bola perempuan, seperti Amerika Serikat dan Jepang, karena saya suka gaya teknis mereka bermain dan saya suka menonton setiap pertandingan. Aku pernah ke Amerika Serikat sebelum dan melihat bagaimana mereka bermain, terutama superstar seperti Abby Wambach dan Alex Morgan,” kata Aniqah.

Aniqah menceritakan dia bergembira dan sangat bersemangat menonton, kala itu dia dan beberapa sahabatnya melakukan perjalanan ke Kanada untuk menonton AS meraih Piala Dunia ketiga mereka setelah menang 5-2 melawan Jepang.

Aniqah bangga melihat Jepang sebagai satu-satunya tim Asia telah mencapai dua final berturut-turut.

Aniqah telah bermain untuk tim nasional putri  sejak 2007. Dia dapat dianggap sebagai pesepak bola veteran di tim nasional putri Singapura. 

Kata rekan-nya Deborah Chin (27 tahun) menyebut sekarang di Singapura olah raga lebih beragam.

“Apakah itu olah raga balapan atau permainan kita sudah ada fleksibilitas dalam tim,  beberapa dari kita lebih baik, secara teknis, karena kita mulai sama-sama membangun kebugaran lebih awal,” kata Chin.

Tim putri Singapura beberapa waktu lalu berpartisipasi di Turnamen  di Piala Thai Luen  di Hong Kong, yang sekaligus menjadi turnamen internasional pertama mereka. Kala itu mereka ada di urutan ketiga dari empat tim.

Kesebelasan putri Singapura pernah mencapai tempat ketiga di Piala AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) Putri pada 1977. Kejayaan mereka berkurang sejak saat itu tapi  di tahun 80-an, mereka masih dianggap sebagai kesebelasan papan atas di kawasan Asia Tenggara.

Pada  1985 di SEA Games di Bangkok, Thailand, tim putri Singapura menempati posisi kedua pada acara sepak bola Putri perdana itu, tapi mereka tidak memenangkan medali sejak saat itu.

Chris Yip Au (21) salah satu andalan tim nasional Putri Singapura lainnya menyebut tim nasional sekarang memiliki strategi dan evaluasi untuk SEA Games berikutnya (2017 di Kuala Lumpur, Malaysia).

“Meskipun kita tidak berpartisipasi di  SEA Games 2015, saya berpikir bahwa itu adalah hal yang baik karena itu benar-benar akan memotivasi kita untuk bekerja lebih keras untuk SEA Games mendatang di 2017," kata Chris.  (channelnewsasia.com)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home