Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:00 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Piala Eropa 2016: Mengulang Kemenangan Setahun Silam

Jelang Pertandingan Albania vs Prancis
Piala Eropa 2016: Mengulang Kemenangan Setahun Silam
Timnas Albania (theapricity.com)
Piala Eropa 2016: Mengulang Kemenangan Setahun Silam
Timnas Prancis (dailymail.co.uk)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pada pertandingan kedua fase grup A, Albania akan menghadapi tim favorit juara sekaligus tuan ruman Prancis. Sebelumnya kedua kesebelasan telah bertemu sebanyak 6 laga dimana Prancis memenangi 4 laga dan satu laga berakhir imbang.

Menariknya, satu-satunya kemenangan yang diraih Albania terjadi setahun lalu dalam sebuah pertandingan persahabatan. Albania mengalahkan Prancis dengan skor tipis 1-0.

Meskipun hasil pertemuan terakhir bukan merupakan gambaran kekuatan keduanya, Deschamps patut mewaspadai kekuatan Albania saat ini.

Semenjak dilatih De Biasi, DNA pertahanan ala cattenacio ditanamkan pada timnas Albania. Hasilnya memaksa tim kuat Denmark menjalani babak play off untuk berebut tiket menuju Piala Eropa 2016. Portugal pun sempat dikejutkan dalam babak kualifikasi grup I dengan menelan kekalahan 1-0 saat bertanding di Stadion Municipal, Porto.

Pertahanan grendel menjadi warna permainan Albania yang disemaikan oleh pelatih De Biasi. Mavraj, Lenjani, serta Hysaj yang bermain di Napoli memudahkan De Biasi untuk mentransformasikan permainan bertahan Albania.

Pada lapangan tengah, De Biasi menempatkan gelandang Taulant Xhaka mirip dengan Pirlo di tim Italia sebagai pemain yang bebas bergerak baik dalam bertahan maupun saat menyerang. Kombinasi gelandang-pemain belakang yang solid telah ditunjukkan saat menahan imbang tim Denmark di kandangnya pada kualifikasi grup I.

Dengan lolos langsung sebagai tuan rumah, sebenarnya timnas Prancis yang dipenuhi pemain gelandang berbakat belum teruji. Minimnya bertanding dalam suasana kompetisi sesungguhnya sedikit merugikan Prancis dalam persiapan di Piala Eropa 2016.

Ujicoba yang dilakukan melawan tim-tim kuat menjelang Piala Eropa tidak bisa menjadi ukuran kesiapan masing-masing tim. Bagaimanapun, pelatih akan lebih berhati-hati saat ujicoba untuk menghindari cedera yang mungkin dialami saat ujicoba.

Kedua kesebelasan akan bertemu di Stadion Stade Vélodrome, Marseille pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 23.00 WIB.

Prediksi pertandingan

Setelah Rumania, Albania menjadi batu ujian gelandang Prancis selanjutnya menghadapi tim-tim dengan pola permainan bertahan total. Menghadapi tim dengan pertahanan terbuka, kreativitas gelandang Prancis justru lebih teruji.

Prancis sering memenangi pertarungan lapangan tengah melawan tim-tim yang secara tradisi justru kuat di lapangan tengah. Dalam partai final Piala Dunia 2006, Prancis menemui batu sandungan saat menghadapi Italia yang saat itu justru tidak datang dengan tim yang kuat.

Albania memang tidak sekuat Italia, namun De Biasi tentunya telah membekali pemain bertahan Aliji-Mavraj, dan gelandang Lenjani-Cana-Xhaka membendung kreativitas Pogba-Matuidi dengan bermain secara konservatif menjaga pertahanannya. Mereka telah membuktikan dalam partai perdana saat melawan Swiss yang tampil menyerang sepanjang pertandingan.

Dengan menempatkan empat pemain bertahan dengan Xhaka memainkan peran pengunci grendel, Mattuidi dibantu Sissoko ataupun Griezmann harus lebih kreatif mencari celah tak terjaga agar Pogba memiliki ruang untuk melakukan penetrasi ke jantung pertahanan Albania. Jika upaya itu tidak membuahkan hasil, pertandingan akan berjalan monoton. Dan Albania berpeluang mencuri poin dari Prancis.

Kehilangan kapten tim Cana yang mendapat kartu merah saat menghadapi Swiss merupakan kerugian bagi Albania. Motor sekaligus motivator serangan Albania ini masih diperlukan untuk mengankat motivasi tim setelah dikalahkan Swiss pada laga perdana dengan skor 1-0. Beruntung Mavraj mampu mengisi peran yang ditinggalkan Cana, sehingga bermain 9 pemain pun masih mampu menahan gempuran. Terlebih penampilan gemilang penjaga gawang Berisha sedikit memberikan rasa tenang bagi pelatih De Biasi.

Gelandang Prancis Pogba justru tidak menampilkan permainan yang gemilang saat melawan Rumania. Jika tetap dalam performnya, sulit bagi Pogba menembus barisan pertahanan Albania. Kecuali Griezmann mampu memainkan peran sebagai perusak pertahanan Albania, bersama Pogba akan menuai gol banyak dalam pertandingan yang bisa dikatakan berat sebelah dalam hal materi pemain.

Payet akan menjadi pilihan pelatih Deschamps untuk mendampingi Griezmann. Sejauh Payet mampu menjaga performanya akan terjadi pertarungan menarik antara barisan pertahanan Albania menahan gempuran Payet-Griezmann.

Satu hal, jika Evra tidak terpancing untuk ikut naik membantu serangan, pertahanan Prancis masih relatif aman dari kebobolan mengingat Prancis memiliki banyak gelandang kreatif. Selebihnya, meskipun lebih unggul dalam komposisi pemain gelandang bukan berarti Prancis akan mudah memenangi pertandingan.

 

Perkiraan susunan pemain:

Albania (4-4-2) : Etrit Berisha (gk), Hysaj, Aliji, Mavraj (c), Agolli/Rhamani, Lenjani, Abrashi, Taulant Xhaka, Kace/Lila, Gashi, Cikaleshi/Sadiku. | pelatih: Gianni De Biasi

Prancis (4-2-3-1) : Lloris (gk/c), Evra, Sagna, Koscielny, Rami, Matuidi, Kante,  Pogba, Sissoko, Griezmann, Payet/Giroud. | pelatih: Didier  Deschamps

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home