Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:27 WIB | Jumat, 18 November 2016

PM Jepang Bertemu Trump, Belum Bahas Hal Substansif

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. (Foto: dok)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM –  Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, hari Kamis (17) menjadi pemimpin negara pertama yang bertemu presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, dan memberi pertanda tentang pandangan terhadap presiden AS selanjutnya.

Abe terbang ke New York untuk berbicara dengan miliarder dari Manhattan yang memenangi pemilihan yang hasilnya mengejutkan itu. Abe yang berada dalam posisi politik yang kuat di dalam negeri kemungkinan menjajagi Trump pada isu-isu dari keamanan di Asia dan perdagangan.

Jepang adalah salah satu sekutu terdekat AS, tetapi Trump mengkhawatir Tokyo, dengan pembuat kebijakan yang kontroversial.  Selama kampanye, dia menjanjikan menarik ribuan pasukan AS dari wilayah tersebut, dan menyarankan Jepang untuk memiliki senjata nuklir.

Trump juga berjanji untuk meninjau Trans Pacific Partnership (TPP), sebuah pakta perdagangan yang diusulkan dan didukung oleh Presiden Barack Obama dan yang dianggap oleh Abe sebagai kebijakan luar negeri AS pada prioritas atas.

Belum Substantif

Mantan manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway, seperti dikutip AFP, mengatakan Trump dan wakil presiden terpilih, Mike Pence, memandang masa depan dalam pertemuan dengan pemimpin Jepang. Namun dia mengatakan bahwa pembicaraan yang substantif menunggu sampai dia menggantikan Obama.

"Percakapan lebih dalam tentang kebijakan dan hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat harus menunggu sampai pelantikan," kata Conway pada televisi CBS.

Trump juga bertemu Henry Kissinger (93 tahun), orang berpengaruh pada kebijakan luar negeri presiden Richard Nixon dan Gerald Ford.

Trump akan menjadi presiden AS pertama sejak Dwight Eisenhower yang tidak memiliki pengalaman dalam pembicaraan pada saluran departemen luar negeri dengan pemimpin asing, dan setelah terpilih menghadapi protes warga.

Posisi Trump juga ditantang untuk mengisi posisi direktur intelijen nasional, karena James Clapper, yang dikonfirmasi dalam sebuah pertemuan di Kongres bahwa dia akan mundur setelah Trump dilantik pada 20 Januari.

Trump akan bertemu gubernur Carolina Selatan, Nikki Haley, seorang Indian Amerika. Televisi CNN dan MSNBC melaporkan bahwa dia dipertimbangkan untuk menjabat menteri luar negeri.

Jika terpilih, Haley akan menjadi orang Indian Amerika yang menduduki jabatan tertinggi dalam sejarah AS. Trump juga diberitakan tengah mempertimbangkan nama-nama untuk duduk dalam pemerintahannya.

Pernyataan Hillary Clinton

Sementara itu, dalam penampilan pertamanya sejak pengumuman hasil pemilihan, Hillary Clinton mengatakan pada satu acara di Washington bahwa meskipun banyak yang "sangat kecewa" dengan hasil pemilu, namun penting untuk terus bekerja demi kebaikan yang lebih besar.

"Selama sepekan terakhir banyak orang bertanya pada diri sendiri apakah Amerika adalah negara kami... tapi cobalah dengarkan saya ketika saya mengatakan ini, bahwa Amerika layak," katanya.

"Saya mendesak Anda: jangan menyerah pada nilai-nilai kita... Bahkan jika itu mungkin sekarang seperti tidak tampak, tapi ada kesamaan untuk membangun."

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home