Loading...
DUNIA
Penulis: Martha Lusiana 11:25 WIB | Kamis, 06 Agustus 2015

PM Malaysia Nyatakan Serpihan Pesawat Milik MH370

Otoritas kepolisian Prancis sedang memeriksa serpihan pesawat yang ditemukan di sebuah pantai di Pulau La Reunion di Samudra Hindia pekan lalu. (Foto: reuters.com)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Malaysia (PM), Najib Razak, Kamis (6/8) pagi, menyatakan, fragmen sayap yang ditemukan di pantai Pulau La Reunion merupakan potongan badan pesawat Malaysia Airlines MH370.

“Hari ini, tepat 515 hari sejak pesawat dinyatakan hilang, dengan berat hati saya harus memberitahu bahwa tim pakar internasional telah yakin bahwa puing pesawat yang ditemukan memang benar MH370,” ujar Najib,

"Saya ingin meyakinkan kepada semua pihak yang terkena dampak atas tragedi ini. Pemerintah Malaysia berkomitmen akan melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuan untuk mengetahui kebenaran peristiwa," kata dia melanjutkan.

Pengumuman tersebut sekaligus menutup bab misteri terbesar dalam sejarah penerbangan di dunia, meski masih meninggalkan pertanyaan ‘mengapa’ bagi keluarga 239 korban.

"Ini bukan akhir," kata Jacquita Gonzales, yang kehilangan suaminya Patrick Gomes, seorang pramugari peswat MH370.

"Meskipun otoritas telah menemukan sesuatu, tapi ini bukan akhir. Mereka masih harus menemukan seluruh badan pesawat dan pasangan kami juga. Kami masih ingin mereka (korban) kembali," kata Gonzales.

Malaysia Airlines menggambarkan penemuan ini sebagai terobosan besar bagi pihaknya dalam menyelesaikan misteri MH370.

"Kami berharap dan terus berharap, bahwa akan ada lebih banyak objek yang ditemukan yang akan dapat membantu menyelesaikan misteri ini," kata pihak maskapai dalam sebuah pernyataan seusai PM Najib berbicara.

Fragmen sayap, yang dikenal sebagai flaperon, ditemukan pekan lalu di daratan Prancis, tepatnya di pantai Pulau La Reunion di Samudra Hindia.

Meskipun Malaysia telah mengkonfirmasi MH370, otoritas di Prancis meyakini bahwa ada praduga yang kuat bahwa penemuan puing pesawat di Samudra Hindia adalah kasus khusus.

Seorang jaksa Prancis, Serge Mackowiak, mengatakan hal tersebut berdasarkan data teknis yang diberikan oleh kedua pihak, baik perusahaan produsen maupun maskapai. Namun, para ahli belum menemukan nomor seri atau tanda unik yang bisa meyakinkan lebih lanjut.

Perwakilan produsen Boeing menegaskan, flaperon berasal dari pesawat Boeing 777 menurut karakteristik teknis, warna, dan struktur sendi potongan.

Sementara pihak maskapai penerbangan Malaysia Airlines mampu memberikan dokumentasi mengenai pesawat yang digunakan pada penerbangan MH370.

"Atas dasar inilah kemungkinan adanya hubungan antara objek yang diperiksa oleh para ahli dan informasi flaperon dari Boeing 777 dan dari MH370," kata Mackowiak kepada wartawan di Paris, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/8).

Lebih lanjut ia mengutarakan bahwa analisis akan dilakukan pada hari Kamis, namun belum bisa mengatakan kapan hasilnya akan diumumkan.

“Fragmen bagasi juga telah ditemukan di Pulau La Reunion akan diperiksa oleh polisi Prancis secepat mungkin,” ujar Mackowiak.

Mauritius Bantu Cari Serpihan Pesawat

Sementara itu Pemerintah Mauritius, Senin (3/8), mengatakan akan melakukan segala upaya untuk membantu mencari puing-puing pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang mungkin berada di perairan negara kepulauan di Samudra Hindia pascapenemuan serpihan pesawat di Pulau La Reunion.

“Kami sudah merespons secara positif permintaan pemerintah Malaysia,” ujar Wakil Perdana Menteri Mauritius, Xavier-Luc Duval, seperti diberitakan AFP.

“Kami akan melakukan segala upaya untuk mencari puing-puing pesawat,” kata Duval melanjutkan.

Sejumlah kapal penjaga pantai dikerahkan untuk operasi pencarian. Para pemilik kapal swasta dan nelayan juga diminta menginformasikan kepada kepolisian jika mereka menemukan puing-puing pesawat.

Pesawat MH370 secara misterius menyimpang dari rute penerbangan pada Maret 2014 dan menghilang dari radar. Insiden tersebut mendorong sejumlah negara melakukan operasi pencarian yang hingga kini belum membuahkan hasil.

Pada Januari silam, pihak berwenang Malaysia mengumumkan, sebanyak 239 orang yang berada di dalam pesawat tersebut dinyatakan meninggal.

Pada pekan lalu puing sayap pesawat ditemukan terdampar di Pulau La Reunion, pulau milik Prancis di Samudra Hindia, dan kini telah dibawa ke daratan Prancis untuk dilakukan analisis fisik dan kimia.

Setelah dinyatakan sebagai bagian dari pesawat Boeing 777, hampir dapat dipastikan puing sayap tersebut merupakan bagian dari pesawat Malaysia Airlines pasalnya tidak ada pesawat lain yang diketahui terjatuh di daerah tersebut.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home