Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:36 WIB | Sabtu, 14 Mei 2022

PM Polandia: Putin Lebih Berbahaya daripada Hitler atau Stalin

PM Polandia: Putin Lebih Berbahaya daripada Hitler atau Stalin
Presiden Rusia Vladimir Putinketika pertemuan dengan (tidak terlihat) Kanselir Jerman, Olaf Scholz, di Moskow, Rusia, pada 15 Februari 2022. (Foto: dok. Reuters)
PM Polandia: Putin Lebih Berbahaya daripada Hitler atau Stalin
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, berbicara selama konferensi pers di Moskow, Rusia 19 Desember 2019. (Foto: dok. Reuters)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin membalas seruan Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, yang mengatakan untuk "membasmi ideologi mengerikan" Rusia.

“Ini adalah intisari dari kebencian terhadap Rusia yang sayangnya, seperti metastasis, menginfeksi seluruh kepemimpinan Polandia dan, dalam banyak hal, masyarakat Polandia,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, hari Jumat (13/5) dalam briefing, dikutip Reuters.

Morawiecki mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, lebih berbahaya daripada Adolf Hitler atau Josef Stalin karena senjata canggih yang dimilikinya, dalam sebuah kolom untuk surat kabar Inggris, Telegraph, pada hari Selasa (10/5).

"Pernyataan mengejutkan ini, sayangnya, histeris dan tidak dapat diterima," kata Peskov.

Hubungan antara anggota NATO, Polandia dan Rusia, yang sudah tegang, semakin memburuk sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina, tetangga Polandia, pada 24 Februari.

Dari enam juta orang yang melarikan diri dari Ukraina, lebih dari setengahnya telah menyeberang ke Polandia.

Warsawa secara konsisten menuntut sanksi Barat yang lebih keras terhadap Moskow dan telah mengusir 45 diplomat Rusia, yang memicu tanggapan balasan dari Moskow.

Duta Besar Rusia disiram dengan cat merah oleh pengunjuk rasa pada hari Senin (9/5) ketika ia meletakkan karangan bunga di Pemakaman Militer Soviet di Warsawa.

Putin: Memerangi Ideologi Nazi

Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Jumat (13/5) bersikeras bahwa Rusia memerangi "ideologi Nazi" di Ukraina dalam pembicaraan telepon dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

Presiden Rusia mengirim pasukan ke negara pro Barat pada 24 Februari, dengan mengatakan Ukraina perlu "didemliterisasi" dan "di-de-Nazifikasi."

“Perhatian telah dibawa pada pelanggaran hukum humaniter internasional oleh militan yang mendukung ideologi Nazi dan menggunakan metode teroris,” kata Kremlin dalam pernyataan setelah pembicaraan telepon, dikutip AFP.

Putin menegaskan kembali bahwa operasi militer Moskow ditujukan untuk melindungi penduduk berbahasa Rusia di Ukraina timur. Putin juga menuduh Kiev “menghalangi” pembicaraan damai.

Scholz mendapat kecaman karena pengiriman senjata ke Ukraina yang dianggap tidak mencukupi dan ketergantungan Jerman pada impor energi Rusia. Ekonomi Jerman sekarang berpacu untuk melepaskan diri dari energi Rusia dan hampir sepenuhnya menghapus batubara Rusia.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home