Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:50 WIB | Jumat, 02 September 2016

Pohpohan, Lalapan Kaya Antioksidan Alami

Pohpohan (Pilea trinervia, Wight.). (Foto: pkht.ipb.ac.id)

SATUHARAPAN.COM – Sambal dan lalapan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam tradisi kuliner Sunda. Sungguh berasa nikmat menyantap pecel ayam ditemani kemangi dan pohpohan. Apalagi lalapan itu ternyata juga mengandung antioksidan alami yang berkhasiat menjaga kesehatan badan.

Daun poh-pohan rasanya enak, wangi segar, serta hangat. Menurut Ratna Dwiyani, seperti dikutip dari ipb.ac.id, kandungan fitokimia daun pohpohan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan.

Demikian pula tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yang menemukan senyawa antioksidan alami di sayuran indigenous itu berupa  senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina), dan karotenoid seperti asam askorbat, yang dapat mencegah kanker. Daun pohpohan termasuk dalam salah satu dari sayuran indigenous, bersama kenikir, beluntas, mangkokan, kecombrang, kemangi, katuk, kedondong cina, antanan, daun ginseng, dan krokot.

"Seluruh sampel sayuran indigenous mengandung komponen quercetin (flavonoid) yang memiliki potensi sebagai antioksidan," kata peneliti South East Asian Food and Agriculture Science Technology (SEAFAST) IPB, Dr Nuri Andarwulan, seperti dikutip dari detik.com.

Sayuran indigenous menurut balitsa.litbang.pertanian.go.id adalah sayuran asli daerah  yang telah dikonsumsi sejak zaman dahulu di berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Sayuran ini biasanya ditanam di pekarangan rumah atau di kebun, dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga sendiri. Menurut Permadi dan Muharam, banyak sayuran indigenous  yang dapat berfungsi sebagai obat untuk suatu jenis penyakit.

Tanaman pohpohan memiliki nama ilmiah Pilea trinervia, Wight., dengan nama sinonim Pilea melastomoides, (Poir.). Mengutip dari uajy.ac.id, pohpohan yang termasuk dalam suku Urticaceae dan marga Pilea, merupakan tanaman terna dengan batang tegak dan kuat yang tumbuh 0,5-2 meter, tidak memiliki duri. Daun tumbuh berseberangan dua helai. Helaian daun berbentuk bulat meruncing atau berbentuk elips, tepi daun bergerigi (serrate), dengan dasar daun tumpul dan ujung runcing, pertulangan daun melengkung, dan berbau harum.

Kedudukan bunga pada tangkai, dengan tangkai bunga lebih panjang dari tangkai daun. Tanaman pohpohan memiliki bunga yang tidak sempurna (terdiri atas bunga jantan dan bunga betina). Biasanya bunga betina berada di bawah bunga jantan, berwarna putih atau hijau-keputihan, dengan benang sari sebanyak kepala putik.

Manfaat dan Khasiat Pohpohan

Tanaman pohpohan sampai saat ini tersebar dari India, Sri Lanka, Taiwan, Jepang, Filipina, dan Indonesia, terutama di daerah pegunungan di Bogor, Jawa Barat. Tanaman pohpohan di Indonesia tumbuh pada ketinggian 500-2.500 m, biasanya tumbuh pada daerah yang ternaungi seperti hutan, tepian hutan, jurang, tepian sungai, dan sering secara lokal mengelompok seperti permadani.

Kandungan kimia daun pohpohan antara lain menjadi bahan penelitian Desmiati pada tahun 2001. Dalam tesisnya untuk Program  Pascasarjana Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor, ia, yang meneliti serat pangan dan antioksidan alami dalam beberapa jenis sayuran serta daya serap dan retensinya pada tikus percobaan, membuktikan daun ini mengandung asam askorbat, senyawa fenol alfa tokoferol, dan beta karoten yang berfungsi sebagai antioksidan.

Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Fakultas Teknobiologi Industri Universitas Atmajaya Yogyakarta, tentang aktivitas antibakteri ekstrak daun pohpohan terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, membuktikan daun pohpohan memiliki kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, namun tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Penelitian lain dengan bahan pohpohan dilakukan tim peneliti Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, yang meneliti aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan pada mencit putih jantan galur Swiss, dengan melakukan pengujian aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan, yang diberikan secara oral pada mencit dengan metode uji  toleransiglukosa. Tim peneliti memperoleh hasil bahwa infusa daun pohpohan  memiliki aktivitas antidiabetes, dengan persentase penurunan kadar glukosa darah terbaik sebesar 21.53 persen, dihasilkan oleh dosis 0,62 g/kg BB mencit.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home