Polisi: Militan Islamis di Balik Pembunuhan Blogger Bangladesh
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Polisi Bangladesh mengatakan bahwa mereka menduga kelompok militan Islamis dalam negeri berada di balik pembunuhan brutal seorang aktivis sekuler di ibu kota Dhaka, sehari hari setelah cabang Al-Qaeda di Bangladesh mengaku bertanggung jawab.
Nazimuddin Samad, seorang mahasiswa ilmu hukum yang mengkritik Islamisme dalam posting di Facebook, tewas pekan lalu di dekat universitas di ibu kota. Dia diserang orang dengan parang. Kasus ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan mematikan terhadap aktivis sekuler.
Bangladesh sendiri tengah dilanda perdebatan sebagai negara sekuler atai negara agama. Sejak awal merdeka Bangladesh dibangun sebagai negara sekuler, namun kemudian dalam konstitusi muncul pernyataan Islam sebagai agama negara.
Cabang Al-Qaeda
Kelompok Ansar al-Islam, cabang Al-Qaeda di Bangladesh dan wilayah lain di India (AQIS), mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka berada di belakang pembunuhan pria berusia 26 tahun itu, menurut situs kelompok pemantau di Amerika Serikat.
Tapi Polisi Metropolitan Dhaka mengatakan mereka percaya hal itu dilakukan oleh Ansarullah Bangla Team (ABT), dan militan itu dipersalahkan dalam kasus serupa.
"Kami menduga Ansarullah Bangla Team yang telah melakukan pembunuhan itu," kata Maruf Hossain Sorder, seorang juru bicara ppolisi, kepada AFP.
"Ada beberapa kesamaan antara pembunuhan terbaru dan pembunuhan sebelumnya terhadap blogger," tambahnya.
Pihak berwenang Bangladesh telah secara konsisten membantah bahwa jaringan Islam internasional seperti Al-Qaeda atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) aktif di negara itu. "Al-Qaeda atau ISIS tidak ada di Bangladesh," kata Sorder.
Karena Tulisan
Samad adalah aktivis sekuler ketujuh (atau keenam dalam 15 bulan terakhir) yang dibunuh oleh tersangka militan Islam karena tulisan-tulisan mereka.
Polisi sebelumnya telah menangkap beberapa orang yang diduga anggota ABT sehubungan dengan setidaknya tiga dari pembunuhan tersebut.
Delapan anggota ABT, termasuk seorang ulama top yang mendirikan kelompok itu, dihukum akhir tahun lalu karena membunuh seorang blogger atheis, Ahmed Rajib Haider, pada Februari tahun 2013.
Pembunuhan telah memicu kemarahan di dalam dan di luar negeri, dengan kelompok-kelompok internasional menuntut pemerintah sekuler melindungi kebebasan berbicara di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Ratusan aktivis sekuler pekan lalu mengadakan protes sepanjang hari di Dhaka dan di kota kelahiran Samad, Sylhet, menuntut tindakan atas kematiannya.
AQIS sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang blogger atheis asal Amerika yang diserang di jalanan Dhaka pada Februari 2015.
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...