Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 08:04 WIB | Rabu, 13 Januari 2016

Politisi PKB: Orang Galau Sasaran Empuk Paham Gafatar

Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Fraksi PKB, Maman Imanulhaq, mengatakan meluruskan organisasi masyarakat yang dicap sebagai aliran sesat keagamaan seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar ) menjadi tugas besar bagi negara dan ormas keagamaan.

"Ini jadi tugas besar negara dan ormas keagamaan memberi pemahaman kepada warga negara melalui civic education dan agama yang bernilai nasionalisme," kata Maman dalam keterangan pers kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, hari Selasa (12/1).

Maman meminta ada upaya kontra intelijen dari pemerintah untuk tujuan memberi warning (peringatan) kepada Gafatar  agar tidak berkembang atau sekedar pengalihan isu.

"Semoga ini tidak pernah dilakukan saat ini. Karena zaman Orde Baru (Orba) sudah lewat," kata Maman.

Kata Maman, organisasi ini muncul dengan pemahaman tentang prinsip keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan yang tidak benar.

“Selalu ada sekelompok orang yang secara ilusif mencoba membangun sistem di dalam sistem,” kata dia.

Menurut Politisi Partai PKB ini, ketimpangan sosial, ketidak adilan hukum serta kehancuran moralitas di tengah masyarakat terutama oleh penyelenggara pemerintahan memunculkan kekecewaan dan keinginan untuk merebutnya dari mereka dan membuat organisasi Gafatar ini meluas.

"Adanya orang-orang yang sedang bermasalah, galau dan gelisah secara personal yang kemudian mencari solusi diri. Ini jadi sasaran empuk organisasi sepert Gafatar," dia menambahkan.

Sebelumnya, dari informasi kepolisian, Gafatar terindikasi merupakan pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu dipimpin Ahmad Musadeq. Mereka merekrut aktivis dan mantan aktivis, serta profesional muda yang pengetahuan agamanya pas-pasan.

Gafatar disebut-sebut terkait dengan "hilangnya" sejumlah orang, termasuk dokter Rica dan anaknya dari Yogyakarta sejak 30 Desember 2015 dan baru "ditemukan" di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (11/1).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home