Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 12:54 WIB | Minggu, 14 Juni 2015

Presiden Harap Indonesia Pusat Perkembangan Keuangan Syariah

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo dalam sebuah acara di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta pada akhir 2014. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo mengharapkan agar Indonesia dapat menjadi pusat keuangan syariah mengingat potensi yang dimiliki hingga saat ini sangat besar.

"Saya menyambut baik pencanangan kampanye dan kita perlu berikan perhatian pada sektor jasa keuangan syariah, tumbuh pesat tapi belum optimal dari potensi yang ada," kata Presiden saat membuka program Aku Cinta Keuangan Syariah yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan di Senayan, Jakarta, Minggu (14/6).

Presiden mengatakan dengan potensi yang besar dan dikembangkan dengan baik maka bisa menjadi pusat perkembangan keuangan syariah.

"Kita merupakan negara dengan lembaga keuangan mikro terbesar di dunia, negara penerbit sukuk terbesar dan satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk retail sehingga ini bisa digunakan dan dikembangkan bila ini tercapai Indonesia bisa jadi pusat perkembangan keuangan syariah internasional, kunci pada pembangunan pemahaman masyarakat secara berkelanjutan," kata Presiden.

Sementara itu Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengatakan meski tumbuh pesat namun bila dibandingkan dengan jasa keuangan nasional jumlahnya masih relatif kecil.

Menurut data OJK, kata Muliaman, per Maret 2015 industri perbankan syariah terdiri 12 Bank Umum Syariah dengan 22 unit usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 163 BPRS dengan total aset sebanyak Rp 264,81 triliun dengan pangsa pasar 4,88 persen.

Sementara jumlah pelaku Industri Keuangan Non Bank syariah 98 lembaga di luar LKM yang terdiri dari usaha jasa Takaful (asuransi syariah) yang mengelola aset senilai Rp 23,80 triliun disamping usaha pembiayaan syariah yang mengelola aset senilai Rp 19,63 triliun serta lembaga keuangan syariah lainnya dengan aset senilai Rp 12,86 triliun.

Secara keseluruhan pangsa pasar industri keuangan non bank syariah telah mencapai 3,93 persen dibandingkan total aset Industri keuangan non bank secara umum.

Adapun pasar modal syariah yang dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat di Indonesia untuk berinvestasi di produk-produk pasar modal sesuai prinsip dasar syariah.

Hingga akhir Maret 2015 total saham syariah yang diperdagangkan di pasar modal syariah mencapai nilai Rp 3.037,46 triliun sementara sukuk korporasi yang diperdagangkan mencapai Rp 7,1 triliun dan Reksadana syariah sebesar Rp 11,7 triliun. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home