Loading...
FOTO
Penulis: Melki Pangaribuan 20:03 WIB | Senin, 14 November 2016

Presiden Jokowi Ajak PM Lee Membatik

Presiden Jokowi Ajak PM Lee Membatik
Presiden Joko Widodo yang saat itu didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun berinisiatif mempersilakan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong untuk mencoba sendiri menuliskan pola batik di atas kain mori di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, hari Senin (14/11). (Foto-foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi Ajak PM Lee Membatik
Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak mendampingi istri Perdana Menteri (PM) Singapura Ho Ching membatik.
Presiden Jokowi Ajak PM Lee Membatik
Presiden Joko Widodo melihat Perdana Menteri (PM) Singapura membatik di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, hari Senin (14/11).
Presiden Jokowi Ajak PM Lee Membatik
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong merekam istrinya Ho Ching dengan menggunakan kamera ponsel saat membatik.

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Indonesia memang dikenal sebagai negeri yang penuh dengan keragaman pesona budaya. Sebut saja batik sebagai salah satunya. Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan asli Indonesia yang telah mendunia. Bukan hal yang aneh bila kemudian masyarakat luar, termasuk sejumlah pemimpin negara asing, terpikat dibuatnya.

Hal tersebut tampak usai pertemuan bilateral yang dilakukan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengajak Perdana Menteri (PM) Singapura menyaksikan sejenak proses pembuatan batik tulis di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, hari Senin (14/11).

Dalam suasana yang terasa akrab itu, Presiden Joko Widodo sekilas mengenalkan kerajinan batik kepada PM Lee. Adapun Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak mendampingi istrinya, Ho Ching, dan juga melakukan hal yang sama.

Berulang kali PM Lee terlihat mengeluarkan perangkat genggamnya dari saku untuk mengabadikan aktivitas para perajin yang ada di sana. Melihat antusiasme yang ditunjukkan PM Lee dan istrinya, Presiden Joko Widodo yang saat itu didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun berinisiatif mempersilakan keduanya untuk mencoba sendiri menuliskan pola batik di atas kain mori.

Walau tampak sedikit canggung, jemari keduanya tetap mantap saat memegang canting. Keduanya tampak begitu antusias menggoreskan canting di atas pola sementara Presiden dan Ibu Negara Iriana sibuk memperhatikan. Persahabatan jelas tergambarkan siang itu.

Indonesia dan Singapura merupakan negara yang saling bertetangga dekat. Selama hampir 50 tahun kedua negara telah menjalankan hubungan kenegaraan, momen langka yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong siang itu menunjukkan eratnya hubungan kedua negara. Diplomasi batik dan kehangatan kedua pemimpin negara tersebut terwujud dalam persahabatan yang semakin baik antara Indonesia dan Singapura di masa datang.

Kunjungan Ke Lawang Sewu

Di sela-sela pertemuan antara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang berlangsung di Wisma Perdamaian, Semarang, Iriana dan Ho Ching berkesempatan melakukan kunjungan ke Lawang Sewu, di Komplek Tugu, Jalan Pemuda, Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah.

Tiba di bangunan bersejarah dua lantai yang dibangun pada tahun 1904 itu, Iriana dan Ho Ching disambut oleh Hj. Siti Atikoh Ganjar Pranowo dan sambil berjalan ke lantai dua gedung, rombongan diberikan penjelasan seputar sejarah Lawang Sewu oleh Asisten Manajer Edukasi dan Promosi Unit Museum PT Kereta Api Indonesia, Bapak Kartono.

Di lantai dua bangunan bersejarah itu, Iriana dan Ho Ching kemudian meninjau produk-produk Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, berupa kerajinan batik dan tas dipandu oleh Ketua Umum Dekranasda Jawa Tengah, Hj. Siti Atikoh Ganjar Pranowo.

Saat peninjauan berlangsung, Ho Ching didampingi Iriana Jokowi juga sempat membuat batik (membatik) dengan menuliskan kata "chantek batik" di sehelai kain putih dengan menggunakan canting yang berartikan batik yang cantik.

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1904. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), karena bangunan tersebut memiliki pintu dengan jumlah banyak sehingga masyarakat sering menyebut dengan nama Lawang Sewu. Saat ini bangunan bersejarah itu berfungsi sebagai museum dan dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia. (Setpres)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home