Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:51 WIB | Senin, 15 Agustus 2016

Presiden Jokowi Minta Bentuk Posko Karhutla Sampai Kecamatan

Presiden Jokowi Minta Bentuk Posko Karhutla Sampai Kecamatan
Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya ketika terjadi kebakaran lahan di Desa Kualu, Kampar, Riau, Minggu (14/8). Sejak sepekan terakhir titik panas (hot spot) di Provinsi Riau terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Pekanbaru pada Minggu (14/8) terdapat 66 'hot spot' yang tersebar di beberapa Kabupaten di Provinsi Riau. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Presiden Jokowi Minta Bentuk Posko Karhutla Sampai Kecamatan
Seorang petugas kepolisian menyiram air ke api yang membakar lahan gambut di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (12/8). Memasuki musim kemarau, kebakaran lahan gambut mulai kembali marak terjadi di kawasan pertanian Rasau Jaya. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Presiden Jokowi Minta Bentuk Posko Karhutla Sampai Kecamatan
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri) dan Menko PMK Puan Maharani (kiri) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8). Rapat tersebut membahas soal pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Presiden Jokowi Minta Bentuk Posko Karhutla Sampai Kecamatan
Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui udara (water bombing) di Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (11/8). Jauhnya sumber air dan kencangnya angin membuat petugas kewalahan memadamkan api yang membakar lahan tersebut, sehingga meminta bantuan pemadaman dari udara. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh jajaran membentuk Posko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sampai ke tingkat kecamatan untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan tersebut.

"Presiden meminta seluruh jajaran termasuk Kementerian Dalam Negeri, TNI, dan Polri, untuk mengupayakan adanya posko di tingkat kecamatan," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dalam keterangan pers usai menggelar rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, hari Jumat (13/8).

Pramono menyebutkan pada Jumat (12/8) sore, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memimpin dua ratas. Pertama, pencegahan dan penanganan kebakaran lahan dan hutan dan kedua pembentukan holding BUMN.

"Presiden mengingatkan seluruh jajaran untuk melakukan tindakan sejak awal agar kejadian kebakaran hutan dan lahan pada 2015 tidak terulang lagi," katanya. 

Karena itu dari awal sudah harus disiapkan adanya sistem peringatan dini agar kalau terjadi tanda-tanda akan terjadi kebakaran di beberapa slot karena sekarang sudah dideteksi dengan satelit, maka bisa dilakukan pencegahan di awal. 

Menurut Seskab, Presiden juga mengingatkan harus ada deteksi dini karhutla sehingga upaya penanganan harus dilakukan secara terkoordinasi di bawah koordinasi Menko Polhukam dan Menko Perekonomian. Selain itu, Presiden meminta agar mereka yang masih melakukan pembakaran hutan ditindak sesuai hukum. 

"Presiden meminta kerja sama antara BMKG, BNPB, BRG,TNI dan Polri bisa dilakukan secara lebih terkoordinasi," katanya.

Ia menyebutkan Badan Restorasi Gambut (BRG) telah menemukan alat sederhana dan dasar yang bisa digunakan di lapangan yang bisa digunakan untuk melakukan pencegahan dengan pengeboran dengan mudah.

"Ini akan dibuat secara masif karena murah dan diharapkan dapat mengatasi kebakaran di awal karena dengan sistem bor bisa dilakukan di mana-mana," katanya.

Presiden meminta adanya pemantauan real time yang nantinya akan dikoordinasikan di Jakarta. Ia menyebutkan alat pemantau kelembaban gambut bisa dimanfaatkan untuk pelaporan itu.

Selain itu, semua pihak terkait harus memberikan perhatian kepada provinsi yang selalu menghadapi kebakaran hutan yaitu Sumsel, Jambi, Riau, Kaltim, Kalsel, Sumbar dan Kaltara. 

"Presiden menginstruksikan pimpinan daerah agar Januari nanti menentukan status masing-masing daerah karena laporan BMKG kemungkinan kemarau akan mundur, kebetulan sekarang masih La Nina sehingga basah terjadi di beberapa daerah," kata Pramono Anung. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home