Loading...
EKONOMI
Penulis: Martha Lusiana 15:59 WIB | Jumat, 14 Agustus 2015

Presiden Usulkan Defisit RAPBN 2016 Rp 273,3 Triliun

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). Dalam sidang tersebut Presiden Joko Widodo menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja lembaga-lembaga negara. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah mengusulkan RAPBN 2016 mengalami defisit sebesar 273,2 triliun rupiah atau 2,1 persen dari Produk Domestrik Bruto (PDB), dengan anggaran belanja diusulkan 2.121,3 triliun rupiah dan pendapatan negara direncanakan 1.848,1 triliun rupiah.

"Defisit anggaran dalam RAPBN Tahun 2016 adalah sebesar 273,2 triliun rupiah," kata Presiden Joko Widodo ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah Atas RUU tentang APBN 2016 Beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Jumat (14/8).

Presiden menyebutkan, berdasarkan arah kebijakan dan sasaran-sasaran yang ditetapkan, alokasi anggaran belanja negara dalam RAPBN 2016 sebesar 2.121,3 triliun rupiah yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar 1.339,1 triliun rupiah.

Jumlah tersebut mencakup belanja kementerian dan lembaga senilai 558,7 triliun rupiah serta alokasi transfer ke daerah dan Dana Desa sebesar 782,2 triliun rupiah.

Di sisi pembiayaan, Presiden melanjutkan, kebijakan yang ditempuh adalah mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif, memberdayakan peran swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Daerah dalam percepatan pembangunan infrastruktur, serta melakukan inovasi kreatif pada instrumen pembiayaan. 

Sebagai konsekuensi dari percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah memerlukan kebijakan fiskal yang ekspansif sehingga berdampak pada terjadinya defisit anggaran.

"Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan fiskal, defisit anggaran tersebut akan ditutup oleh sumber-sumber pembiayaan dari dalam dan luar negeri," kata Presiden dalam Rapat Paripurna DPR yang dipimpin Ketua DPR, Setya Novanto.

Sumber pembiayaan luar negeri dipilih secara selektif sehingga bersifat tidak mengikat dan dengan biaya yang lebih rendah.

Presiden menyebutkan, total pendapatan dalam RAPBN 2016 direncanakan mencapai 1.848,1 triliun rupiah yang terdiri atas penerimaan perpajakan sebesar 1.565,8 triliun rupiah, penerimaan negara bukan pajak 280,3 triliun rupiah dan penerimaan hibah 2,0 triliun rupiah.

Sementara itu, total belanja negara mencapai 2.121,3 triliun rupiah yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar 1.339,1 triliun rupiah serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar 782,2 triliun rupiah. 

"Dengan demikian, defisit anggaran adalah sebesar 273 triliun rupiah atau 2,1 persen terhadap PDB," katanya. 

Defisit RAPBN tahun 2016 tersebut akan dibiayai dengan pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri sebesar 272,0 triliun rupiah dan luar negeri neto sebesar 1,2 triliun rupiah.(Ant

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home