Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 17:43 WIB | Sabtu, 17 September 2016

Profil Irman Gusman, Ketua DPD yang Ditangkap KPK

Di UKI inilah bakat Irman dalam bidang kepemimpinan terasah. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa di almamaternya ini.
Surya Paloh (kiri) bersama dengan Irman Gusman (kanan) saat keduanya hadir dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode tahun 2014 - 2019. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman, secara tidak langsung membenarkan dirinya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun ia membantah bahwa dirinya ditangkap karena menerima suap.

Banyak orang yang terkejut bagaimana tokoh yang dikenal vokal dalam menyuarakan pemberantasan korupsi ini, justru kemudian ditangkap oleh KPK. Orang masih belum bisa lupa, pada tahun 2014 Irman pernah mengusulkan hukuman mati bagi terpidana kasus korupsi. Pria kelahiran di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 11 Februari 1962 itu menilai hukuman mati bagi pelaku korupsi adalah hukuman yang adil, apalagi untuk korupsi yang dilakukan dalam jumlah besar dan merugikan masyarakat.

Lebih jauh, ketika itu ketua DPD RI periode 2014-2019 itu menilai selama tahun 2014 Komisi Pemberantasan Korupsi sudah bekerja dengan baik untuk memberantas korupsi. Koruptor kelas kakap di eksekutif maupun legislatif telah dijerat. Namun, menurut dia, proses pengawasan, penyidikan, dan pengusutan oleh KPK saja belum cukup jika tak ada hukuman setimpal yang diberikan oleh pengadilan terhadap terpidana korupsi.

Menurut dia,  tidak akan ada efek jera jika hukuman yang dijatuhkan hanya hukuman ringan.

Latar belakang

Suami dari Liestyana Rizal itu memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mewakili Sumatera Barat.

Pada Pemilu 2004, Irman yang dikenal sebagai penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Ia terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan menjadi Wakil Ketua DPD RI bersama Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua DPD RI periode pertama.

Pada periode kedua DPD, Irman Gusman terpilih sebagai Ketua. Irman Gusman menyisihkan saingannya anggota DPD asal Sulawesi Tenggara, Laode Ida.

Pada pemilihan periode ketiga, Irman Gusman kembali terpilih sebagai Ketua. Pemilihan yang digelar hari Kamis (2/10/2014) berlangsung sangat alot. Irman Gusman akhirnya menang dengan memperoleh 66 suara melawan saingan ketatnya senator asal Nusa Tenggara Barat, Farouk Muhammad yang meraih 53 suara.

Ayah dua orang putri dan seorang putra itu tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya pimpinan parlemen yang terpilih hingga tiga periode berturut-turut.

Irman merupakan putra Minangkabau pasangan Gusman Gaus asal Padang Panjang dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam. Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses. (Foto: wikipedia.org)

Irman menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat.

Irman Gusman adalah salah satu tokoh terkemuka di Indonesia periode pasca  Reformasi.  Saat ini dia menjadi Ketua DPD RI periode 2009-2014, dan secara  berturut-turut selama tiga periode menjadi pimpinan DPD RI sejak tahun 2004.

Irman dikenal sering berbicara mengenai lembaga senat RI, otonomi daerah dan desentralisasi  di Indonesia. Peran Irman Gusman dalam memperjuangkan kepentingan daerah memang sangat  besar.

Irman salah satu tokoh pasca-reformasi yang secara konsisten memperjuangkan perlunya rekognisi dan akomodasi kepentingan daerah dalam berbagai proses kenegaraan dan pemerintahan. Hal itu dilandasi oleh pemikiran mengenai karakter asali bangsa Indonesia yang multicultural. Bagi Irman Gusman, sistem politik dan pemerintahan harus mencerminkan karakter bangsa Indonesia.

Bersama dengan Ginanjar Kartasasmita dan kawan-kawan, Irman Gusman memberi sumbangan penting  sehingga Indonesia saat ini mempunyai mekanisme sistem checks and balances baru dalam sistem kenegaraan dan pemerintahan dengan lahirnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah RI atau senat RI.

Keluarga Pluralis

Kesadaran besar mengenai perlunya akomodasi hak dan kepentingan dalam pemikiran Irman Gusman berasal dari didikan keluarga yang pluralis. Ayahnya, Gusman Gaus adalah salah satu tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat. Meski menjadi tokoh ormas Islam, Gusman Gaus tak segan menyekolahkan Irman Gusman di Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Hal itu mengisyaratkan bahwa sejak semula, keluarga Gusman mendidik anak-anaknya supaya mengenal dan menghargai perbedaan.

Di UKI inilah bakat Irman dalam bidang kepemimpinan terasah. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa di almamaternya ini. Lepas dari UKI, Irman meneruskan kuliah dalam bidang Master of Business Administration di Bridgeport University.

Sepulang dari Amerika Serikat, Irman Gusman lebih banyak berkiprah di bidang ekonomi dan sosial. Berkat Irman Gusman, bisnis keluarga Gusman maju pesat.

Karier politiknya berawal dari Majelis Permusyawaratan Rakyat ketika ia menjadi  anggota fraksi utusan daerah pada periode 1999-2004. Perhatian yang sangat besar  terhadap keanekaragaman Indonesia inilah yang kemudian diteruskannya dengan perjuangan melahirkan DPD RI dan tekadnya untuk memperkuat otonomi daerah.

Karena tidak berasal dari partai dan tekadnya untuk merangkul semua golongan demi kemajuan Indonesia, Irman Gusman lebih sering dikenal sebagai tokoh bangsa atau negarawan daripada seorang politikus. Apalagi, Irman Gusman dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ciri khas inilah yang membedakan dia dengan banyak politikus lain pada periode pasca reformasi.

Bisnis

Selain dikenal sebagai politisi, Irman juga merupakan seorang pengusaha ulung. Kariernya sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1988, ketika ia terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber.

Pada saat itu ia ditugasi untuk mengembalikan keadaan perusahaan yang terlilit hutang. Berkat kemampuan dan intelektualitasnya, ia berhasil membalikkan posisi keuangan perusahaan menjadi positif. Dan perusahaan itu bisa mengekspor produk-produknya ke luar negeri.

Di samping mengelola perusahaan kayu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park, sebuah kawasan industri yang didirikan di atas lahan seluas 200 hektare. Di sini ia sempat menjadi Komisaris Utama perusahaan.

Organisasi

Irman pernah menjabat sebagai Dewan Pakar Gebu Minang (1999-2003). Pada tahun 2000-2005 Ia menjabat sebagai Bendahara Umum ICMI.

Irman juga  pernah menjabat sebagai penasihat Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhamaddiyah Provinsi Sumatera Barat (2000-2005) dan akil Ketua Dewan Pakar ICMI (2005-2010).

Organisasi lainnya adalah Dewan Penyantun Universitas Andalas, Padang, Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Padang, dan Dewan Kehormatan ESQ.

Penghargaan

Pada bulan Maret 2013, Irman Gusman diangkat sebagai keluarga kehormatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam rangkaian HUT ke-61 Kopassus. Penghargaan ini termasuk langkah untuk kalangan sipil karena penghargaan militer diberikan dengan kriteria dan pertimbangan yang ketat, mengingat TNI harus tetap netral di bidang politik.

Irman juga pernah mendapatkan Bintang Mahaputra Adipradana dan penghargaan sebagai Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Biografi Politik, Pemimpin Muda Indonesia oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Jakarta Political Club, dan Pemimpin Muda Potensial di Parlemen oleh Pemerintah Amerika Serikat. (Wikipedia)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home