Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:48 WIB | Jumat, 14 Maret 2014

Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya

Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya
Tucker sedang bermain di makam Ryan. (Foto-foto: dokumen pribadi Ashlee Hammac/facebook).
Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya
Hammac sedang merawat Ryan.
Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya
Hammac, Tucker dan Ryan.
Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya
Hammac sedang menambahkan pasir di makam Ryan agar Tucker bisa bermain bersama dengan adiknya.
Pusara Diberi Pasir Agar Kakak Bisa Bermain Bersama Mendiang Adiknya
Hammac berfoto dengan Tucker dan Timothy Michael Jolly.

LAKE CITY, SATUHARAPAN.COM – Ashlee Hammac adalah ibu yang telah kehilangan putra bungsunya yang meninggal setelah lima hari dia dilahirkan. Dia mengunggah foto-foto pribadinya dalam akun Facebook yang bernama Sawyer’s Heart saat memberikan pasir tambahan berwarna biru di pusara anak bungsunya agar anak sulungnya, Tucker, bisa bermain dengan adiknya.

Hammac yang berusia 24 tahun dan berasal dari Lake City, Florida ini berhasil meraih simpati pengguna facebook dengan 173 ribu tanda “like” dan 50 ribu tanda “share”.

Anak bungsu Hammac, Ryan Michael Jolley, lahir pada 11 Oktober 2011 dan meninggal pada 16 Oktober 2011 karena menderita hipoksia-iskemik Encephlopathy atau HIE yaitu disfungsi otak yang terjadi ketika kurangnya aliran darah ke otak.

Setelah penguburan Ryan, Hammac berencana untuk menghias makan anaknya dengan kerikil kaca, namun dia berpikir Tucker membutuhkan tempat sendiri untuk berkabung. Lalu dia memutuskan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada anaknya dengan memberikan pasir tambahan agar Tucker dapat bermain dengan adiknya.

“Dia selalu pergi ke makam denganku dan menyanyikan lagu ninabobo layaknya mereka sedang bersama,” kata Hammac kepada majalah People. “Jadi, aku ingin membuat tempat itu lebih spesial lagi. Saat ini mainan yang disukai Tucker adalah truk.”

Ibu muda ini juga bercerita bahwa Tucker yang saat ini berusia tiga tahun sering bertanya apakah dia boleh pergi ke “baby Ryan’s Sandbox”, begitulah Tucker biasa menyebutnya.

Saat ini, Hammac dan keluarganya membuat suatu organisasi nirlaba bernama Pages to Memories untuk meningkatkan kewaspadaan seperti yang telah terjadi pada anaknya.

Hammac belum sempat membacakan buku cerita untuk Ryan, yang lahir secara prematur dan memerlukan perawatan intensive hingga akhirnya meninggal. Oleh karena itu, organisasinya saat ini mendonasikan buku cerita dan selimut ke banyak rumah sakit.

Pada 11 Oktober 2013 pagi, Hammac mengalami migrain yang parah sehingga mengharuskan dia pergi ke rumah sakit. Dalam perjalanan, air ketubannya pecah yang membuat Ryan kehilangan oksigen selama beberapa jam dan terpaksa harus dilahirkan.

Ketika bayi mungil ini terhubung dengan tabung dan kabel di ICU neonatal, dokter mengatakan Ryan hanya memiliki satu dari delapan kesempatan untuk bisa bertahan hidup.

Setelah lima hari berada di garis antara hidup dan mati, hasil tes MRI menyatakan bahwa otak Ryan tidak ada aktivitas.

Meskipun Ryan hidup kurang dari satu minggu, kematian bayi ini tidak sia-sia karena jantung sehat kecilnya disumbangkan untuk bayi lain yang menderita. (people.com & dailymail.co.uk)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home