Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 13:12 WIB | Kamis, 10 November 2016

Reaksi Djarot Ketika Ditolak Warga Saat Kampanye

Calon wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (baju kotak-kotak) ketika menghadapi sekelompok orang yang menolak kedatangannya. (Foto: Suriaman Panjaitan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekelompok orang melakukan aksi penolakan terhadap calon wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di daerah Kembangan Selatan, Jakarta Barat, pada hari Rabu (9/11).

Beberapa di antara mereka membawa poster berisi penolakan yang sebenarnya ditujukan kepada calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena telah dinilai menistakan agama Islam.

Semula, ajudan Djarot meminta mantan Wali Kota Blitar itu untuk masuk ke mobil dan pergi dari kampung tersebut. Namun, Djarot menolak.

Djarot kemudian menghampiri mereka dan berdialog dengan salah satu koordinator pengunjuk rasa. Dengan pembawaannya yang tenang, Djarot menanyakan siapa yang mengetuai aksi tersebut. Namun, para pengunjuk rasa tersebut menutupi muka mereka dan bergerak mundur tapi tetap meneriakkan penolakan.

Kemudian, ada seorang pria memakai baju koko berwarna putih dan peci hitam maju dan menemui Djarot. Dia kemudian beralasan menolak Djarot karena bagian dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Saya kan menolak Ahok, karena (Djarot) satu group," tutur salah satu pendemo itu.

"Pak, kami ini dilindungi undang-undang. Ke mana pun saya boleh. Kalau bapak menolak atau seperti itu bapak bisa kami laporkan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Pemilu), masuk ranah pidana," kata Djarot kepada tokoh pengunjuk rasa di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Rabu (9/11).

Dia menuturkan warga memiliki kebebasan dalam memilih dan jika tidak suka kepada Basuki Tjahaja Purnama selaku calon gubernur DKI ataupun Djarot, dapat menentukan pilihan pada pemungutan suara pada 15 Februari 2017.

"Kalau bapak enggak setuju, nanti tanggal 15 Februari 2017 enggak usah dipilih pak, gitu aja Pak. Enak toh," tuturnya.

Namun, pria itu menjawab aksinya tersebut tak ada hubungannya dengan Pilkada DKI 2017.

Kemudian, Djarot menyatakan kasus penistaan agama itu sudah masuk dalam ranah hukum dan sedang diproses.

"Kalau masalah penistaan agama, ini ada pak polisi, pak. Sudah diproses oleh polisi. Gitu lho, pak," tutur Djarot. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home