Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 10:12 WIB | Jumat, 13 November 2015

Rencana Paus Kunjungi Afrika Tengah Itu Karunia

Presiden sementara Republik Afrika Tengah Catherine Samba Panza di Sidang Umum PBB pada September lalu. (Foto: african-news.com)

BANGUI, SATUHARAPAN.COM – Presiden sementara Republik Afrika Tengah, Catherine Samba Panza, Kamis (12/11), mengatakan dia berharap Paus Fransiskus akan tetap berkunjung ke negara yang dilanda konflik tersebut pada bulan ini meski kondisi keamanan mengkhawatirkan.

Prancis, yang memainkan peran penting dalam misi penjaga perdamaian di Republik Afrika Tengah, memperingatkan bahwa pasukan internasional akan kewalahan dalam memberikan pengamanan untuk kunjungan Sri Paus pada 29 dan 30 November mendatang.

   Baca juga:

Namun, presiden sementara Catherine Samba Panza mengatakan kepada radio Prancis RTL bahwa dia bertemu dengan perwakilan delegasi Paus dan mendesak agar pemimpin Gereja Katolik tersebut tetap berkunjung ke negaranya. “Saya bilang Paus harus datang,” ujar Panza kepada RTL.

“Kedatangan Paus akan menjadi karunia besar. Saya yakin dengan karunia Tuhan, Paus akan datang dan tidak ada insiden yang terjadi,” ujarnya.

Menjelang pemilu pada Desember mendatang, kondisi keamanan di Republik Afrika Tengah makin mengkhawatirkan setelah lebih dari dua tahun dilanda konflik sektarian.

Prancis: Kunjungan Paus ke Republik Afteng Berisiko

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Prancis, Rabu, mengklaim rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Republik Afrika Tengah berisiko dan tentara Prancis di negara itu tidak dapat menjamin keselamatan pemimpin Gereja Katolik tersebut.

“Menurut kami ini akan menjadi kunjungan yang berisiko,” menurut keterangan sejumlah pejabat dekat Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian.

Paus berencana berkunjung ke Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik sektarian sebagai bagian dari lawatan ke Afrika. Ia juga akan berkunjung ke Kenya dan Uganda.

“Di negara itu, militer dan kepolisian belum sepenuhnya kembali bertugas secara normal,” menurut pernyataan pejabat kementerian.

Sebanyak 900 tentara Prancis hanya akan memberikan pengamanan di bandara dan bantuan medis jika diperlukan, menurut keterangan pejabat tersebut.

Sedikitnya 61 orang tewas dan 300 orang lainnya cedera akibat aksi kekerasan pada akhir September silam di ibu kota Bangui sebelum pasukan penjaga perdamaian PBB dan Prancis melakukan intervensi. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home