Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:58 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Ribuan Pengunjung Padati Festival Naga Berbunga

Ilustrasi: Buah naga, salah satu buah lokal favorit dan memiliki potensi besar di Banyuwangi. (Foto: surabaya.bisnis.com)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM - Ribuan pengunjung memadati sepanjang jalan bulak Pucang Sari, yakni di Jalan Slamet Cokro, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, pada Sabtu (8/10) malam. Mereka berbondong-bondong untuk menghadiri puncak Festival Naga Berbunga Jambesari. Setelah berdoa hikmat mengharap keberkahan hasil pertanian yang dilakukan oleh umat lintas iman (Islam, Hindu, dan Nasrani), masyarakat lalu melepaskan ratusan lampion ke udara.

“Ini untuk pertama kalinya kami mengadakan festival naga berbunga ini. Tak menyangka antusiasme masyarakat bisa membludak seperti ini,” kata Kepala Desa Jambewangi, Suprayitno, seperti dilansir situs banyuwangikab.go.id.

Festival itu mengambil momentum selamatan kampung dalam rangka memulai musim kawin (polinasi) pohon buah naga yang mulai memasuki musim berbunga.

“Potensi alam di sini sangat baik untuk melakukan perkawinan terhadap bibit tanaman, seperti halnya tomat, cabai, dan juga buah naga. Nah, saat ini kami mencoba mengembangkan yang terakhir ini untuk menjadi produk andalan desa kami,” kata Suprayitno.

Potensi buah naga di Jambewangi, menurut Suprayitno, cukup besar. Komoditas buah naga semakin melengkapi potensi pertanian yang selama ini menjadi matapencaharian utama 24.000 penduduk Jambewangi. “Ada 500 sampai 600 hektare lahan pertanian yang ditanami buah naga,” katanya.

Festival yang digagas oleh para pemuda-pemudi desa, serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jambewangi itu tak semata mengangkat buah naga saja. Melalui festival itu mereka juga ingin mengangkat potensi desa yang lain guna diperkenalkan ke khalayak luas, mulai dari berbagai produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kuliner, sampai tradisi dan budaya masyarakat setempat.

Oleh karena itu, kata Suprayitno, warga terlibat penuh dalam pelaksanaan hingga pendanaan. Selain menggunakan dana kas desa, juga banyak warga yang ikut menyumbang pelaksanaan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membeli lampion. “Lampion yang dilepas itu, merupakan bentuk iuaran warga untuk acara ini. Mereka menebus lampion seharga Rp 20.000. Dari keuntungan itu, dibuat untuk membantu pembiayaan ini,” katanya, “Lumayan, hampir seribuan lampion yang laku.” 

Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko yang menghadiri acara itu merasa senang dengan antusiasme masyarakat dalam menggali dan mengembangkan potensi desa masing-masing. “Jika geliat masyarakat desa seperti Jambewangi semua dalam mengembangkan potensinya, saya optimistis Banyuwangi ke depan akan semakin maju,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga berkesempatan melakukan prosesi pengawinan buah naga untuk pertama kalinya. Selain itu, ia juga memotong tumpeng yang menjadi penanda selamatan sebelum kemudian diadakan makan bersama dengan piring takir (wadah dari dedaunan).

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home