Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 17:31 WIB | Minggu, 14 Agustus 2022

Rishi Sunak: Inggris Harus Masukkan IRGC Iran sebagai Kelompok Teroris

Kandidat kepemimpinan konservatif Inggris, Rishi Sunak, ketika berbicara selama acara kampanye kepemimpinan partai Konservatif, di Exeter, Inggris, 1 Agustus 2022. (Foto: dok. Reuters)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Inggris harus menunjuk garda revolusioner Islam (IRGC)  Iran sebagai kelompok teroris atas serangan terhadap penulis Salman Rushdie, kata calon Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak.

Kandidat yang mencalonkan diri sebagai pemimpin partai Konservatif itu juga mendesak lebih banyak sanksi terhadap Iran dan meragukan upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tahun 2015 yang mencabut sanksi.

“Kami sangat membutuhkan kesepakatan baru yang diperkuat dan sanksi yang lebih keras, dan jika kami tidak mendapatkan hasil, maka kami harus mulai bertanya apakah JCPOA menemui jalan buntu,” kata Sunak dalam sebuah pernyataan.

Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey, tersangka penusukan terhadap Salman Rushdi pada hari Jumat, menunjukkan simpati kepada Korps Pgarda Revolusi Islam (IRGC) Iran di saluran media sosialnya, NBC News melaporkan mengutip seorang pejabat penegak hukum.

Pejabat itu mencatat bahwa tidak ada “hubungan definitif” antara Matar dan IRGC.

Sunak mengatakan dalam pernyataannya bahwa tanggapan Iran terhadap insiden tersebut memperkuat argumen untuk menunjuk IRGC sebagai kelompok teroris.

Belum ada pernyataan resmi dari Iran mengenai serangan itu, tetapi surat kabar Iran, termasuk Kayhan yang pemimpinnya ditunjuk oleh pemimpin tertinggi Ali Khamenei, memujinya.

Surat kabar milik negara Iran mengatakan bahwa "leher iblis" telah "dipotong dengan pisau cukur."

Rushdie, penulis novel The Satanic Verses kelahiran India berusia 75 tahun, dirawat di rumah sakit dengan luka serius setelah berulang kali ditikam di atas panggung pada sebuah kuliah di negara bagian New York.

Dia dilepas dari ventilator pada hari Sabtu (13/8) dan dilaporkan "berhenti dari ventilator dan berbicara (dan bercanda)," kata rekan penulis Aatish Taseer dalam sebuah tweet.

“The Satanic Verses” memunculkan dekrit agama dari pemimpin Iran saat itu Ruhollah Khomeini pada tahun 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Rushdie, yang dipaksa bersembunyi selama bertahun-tahun.

Yayasan Khordad ke-15 Iran menawarkan hadiah untuk kehidupan penulis, yang meningkat menjadi US$2,5 juta pada tahun 1997, dan US$3,3 juta pada tahun 2012. (Al Arabiya/Reuters/AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home