Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:45 WIB | Jumat, 27 Juni 2014

Romo Magnis: Bila Saya Prabowo, Dhani Kamu Diam

Diskusi Startegi Kampanye Media Pilpres 2014 "Menyoal Penyebaran Kebencian dan Video ala Nazi" di Galery Cafe Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (27/6). (Foto: Martahan Lumban Gaol).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pakar Etika Politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Romo Franz Magnis Suseno mengatakan bila dirinya menjadi Prabowo Subianto ia akan menerima dukungan Ahmad Dhani tapi ia juga akan menyuruh musisi tersebut untuk diam.

"Dhani muncul memberi dukungan dengan membawa Nazi, melihat hal itu bila saya menjadi Prabowo, saya akan bilang pada Ahmad Dhani, kamu dukung saja saya, tapi kamu lebih baik diam," ucap Romo Magnis, pada diskusi di Galery Cafe Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (27/6).

Romo Magnis menyesalkan aksi Ahmad Dhani dalam video klip "Prabowo-Hatta: We Will Rock You” yang mengenakan seragam menyerupai pakaian pemimpin Nazi. Menurut Romo Magnis, video tersebut justru merugikan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, karena secara pribadi Prabowo tidak pernah menyampaikan hal-hal fasis.

"Bad taste, itu suatu cita rasa yang buruk memakai seperti itu dan merugikan Prabowo, karena Dhani memberi dukungan pada Prabowo dengan simbol yang mudah diartikan fasis," ucapnya.

Romo Magnis menilai penggunaan simbol Nazi tidak pantas dipublikasikan dalam dalam video dukungan capres karena sangat sensitif di Jerman. Ia menuturkan, bila di Jerman ada  artis yang menggunakan simbol Nazi, bisa dipenjara.

Pria yang pernah menjadi warga Jerman itu juga mempertanyakan apakah Ahmad Dhani mengerti makna penggunaan simbol Nazi tersebut atau tidak.

"Saya rasa mungkin orangnya bodoh. Kalau dia tidak bodoh, dia itu busuk, dua-duanya saya kecam sekali," tutur Romo Magnis.

Harapkan Pemimpin Berwibawa

Selanjutnya, Romo Magnis juga menyampaikan harapannya pada sosok pemimpin Indonesia mendatang. Ia mengharapkan pemimpin yang berani, berwibawa, tapi tidak otoriter.

“Kita tidak mengharapkan seorang pemimpin yang otoriter, tapi kita ingin pemimpin berani dan berwibawa. Itulah harapan saya,” katanya.

Menurutnya, otoriter adalah sikap tidak peduli pada pendapat demokratis dan orang lain. Sifat otoriter seharusnya sudah ditinggalkan dihilangkan dari setiap individu.

Sifat otoriter sangat merugikan, apalagi jika individu tersebut ingin menjadi pemimpin dalam sebuah negara. Ia bisa merugikan negara yang akan dipimpinnya,” tutup Romo Magnis.

Berita yang berhubungan dengan kiprah Franz Magnis Suseno dapat Anda baca di:

Franz Magnis: Pemimpin Berikut Harus Jaga Hak Umat Beragama
Franz Magnis: Pemimpin Disebut Layak Jika Tepati Janji
Romo Magnis: Tekanan Ekonomi dan Negara Membuat Orang Intoleran
Buya Maarif: Saya Ikut Protesnya Romo Magnis

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home