Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:26 WIB | Jumat, 25 November 2016

Rosela, Bunga Cantik Berkhasiat Antioksidan

Rosela (Hibiscus sabdariffa). (Foto: keyserver.lucidcentral.org)

SATUHARAPAN.COM - Rosela adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Bunga cantik ini dijadikan penghias halaman rumah, namun ternyata dapat diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin, atau bisa juga menjadi minuman dingin pada musim panas.

Di negeri asalnya, Afrika, mengutip dari Wikipedia, rosela dijadikan selai atau jeli. Sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Adakalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Sudan, rosela menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk.

Rosela, atau lebih dikenal dengan nama teh merah rosela, sejatinya adalah tanaman yang sudah lama ada di Indonesia. Teh rosela diambil dari kelopak bunganya yang dapat diseduh dan dijadikan minuman. Dulu, orang awam lebih mengenalnya sebagai manisan berwarna merah dengan aroma yang khas, yang dinamakannya manisan frambozen. Bahkan orang Jawa tengah menyebutnya sebagai merambos.

Tanaman yang masih kerabat bunga sepatu ini banyak ditemukan sebagai tanaman pagar. Saat ini, nama rosela cukup populer di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Rosela memiliki lebih dari 300 spesies yang hidup dan berkembang di daerah tropis serta nontropis.

Ir Didah Nurfaridah, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, seperti dikutip dari itp.fateta.ipb.ac.id, menguji komponen zat gizi dan aktivitas antioksidan pada kelopak bunga rosela, zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga rosela meliputi gossypetin, anthosianin, dan glucoside hibiscin, yang memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.

Penelitian yang dilakukan Hui-Hsuanlin dari Institut Biokimia dan Bioteknologi Fakultas Kedokteran Universitas Chung San di Taiwan, juga telah membuktikan bahwa rosela bersifat antikanker lambung. De-Xing Hou di Jepang, peneliti dari Department Biokimia dan Sains Fakultas Pertanian Universitas Kagoshima Jepang, juga menemukan bahwa senyawa kimia delphidin 3-sambubioside, antioksidan bunga rosela ampuh mengatasi kanker darah alias leukemia.

Pemerian Botani Rosela

Rosela dikutip dari perpustakaan.pom.go, merupakan tanaman semak yang berumur satu tahun, dengan tinggi mencapai 2,4 m. Batangnya berwarna merah, berbentuk bulat dan berbulu.

Daunnya berseling 3-5 helai berwarna hijau, dengan ibu tulang daun kemerahan, tangkai daun pendek, bentuk helaian daun bersifat anisofili (polimorfik), dan helaian daun yang terletak di bagian pangkal batang tidak berbagi. Bentuk daunnya bulat telur, tangkai daun pendek. Daun-daun di bagian cabang dan ujung batang berbagi, menjadi 3 toreh, tepi daun beringgit, daun penumpu bentuk benang, hijau hingga merah, pangkal daun meruncing, tepi daun beringgit, pangkal daun tumpul hingga meruncing, sedikit berambut.

Bunganya tunggal. Kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak daun. Kelopak bunga berlekatan, tidak gugur, tetap mendukung buah, berbentuk lonceng. Mahkota bunga berlepasan, berjumlah 5 petal. Mahkota bunga berbentuk bulat telur terbalik, warna kuning, kuning kemerahan.

Benang sari terletak pada suatu kolom pendukung benang sari, panjang kolom pendukung benang sari sampai 20 mm. Kepala sari berwarna merah, panjang tangkai sari 1 mm. Tangkai putik berada di dalam kolom pendukung benang sari, dengan jumlah kepala putik 5 buah, warnamerah.

Buah seperti kapsul, berbentuk bulat telur, dan tiap buah berisi 30-40 biji. Warnanya cokelat kemerahan.

Rosela, menurut Wikipedia, merupakan tanaman asli Benua Afrika. Di tempat asalnya, rosela diperbanyak secara generatif melalui biji. Pucuk dan daun rosela dapat dikonsumsi sebagai lalapan atau direbus. Kelopak bunga rosela dapat dikeringkan dan disimpan, untuk digunakan kemudian. Selain sebagai bahan makanan, rosela juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat.  

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai buah rosela (rosella fruit). Rosela memiliki nama ilmiah Hibiscus sabdariffa.

Di daerah penyebarannya, rosela dikenal dengan berbagai nama lokal, yakni meshta di India, tengamora di Assam, gongura dalam bahasa Telugu, pundi di Kannada, lalchatni atau kutrum di Mithila di India, mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab di Thailand.

Di Afrika, namanya pun berbeda-beda, seperti bissap (Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo, dan Prancis), dah atau dah bleni di Mali, wonjo di Gambia, zobo di barat Nigeria, zoborodo di Nigeria Utara, chaye-torosh di Iran, karkade di Arab Saudi dan Sudan, omutete di Namibia. Di Zambia tanaman ini disebut lumanda.

Di wilayah Amerika, rosela dikenal dengan nama sorrel (Karibia dan Amerika Latin), flor de Jamaica (Meksiko), dan saril di Panama. Warga Malaysia menyebutnya rosella, roselle, asam paya, atau asam susur. Bangsa Tiongkok menyebutnya dengan luo shen hua.

Tiongkok dan Thailand, seperti dikutip dari hortikultura.litbang.pertanian.go.id, merupakan produsen bunga rosela  terbesar yang mengendalikan sebagian dari pasokan dunia. Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi rosela dan produk rosela mereka termasuk dalam produk berkualitas unggul.

Di Afrika, khususnya di Sahel, rosela umumnya digunakan untuk membuat teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan. Teh rosela mudah dijumpai di Italia, Trinidad dan Tobago. Di tempat itu diproduksi Shandy Sorrel, yaitu minuman teh rosela dikombinasikan dengan bir.

Di Thailand, rosela diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Rosela juga dapat dibuat menjadi anggur. Rosela biasanya ditemukan dalam teh herbal yang dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored, karena rosela bisa memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman.

Khasiat Herbal Rosela

Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga rosela meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin. Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga rosela, dan mempunyai khasiat sebagai antioksidan. Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak rosela dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, dan kanker.

Semakin pekat warna merah pada kelopak rosela, rasanya akan semakin asam dan kandungan antosianinnya semakin banyak. Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak. Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak rosela berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam keadaan masih segar.

Mauren Williams, ND, dokter naturopati dari Universitas Bastyr, Seattle, Amerika Serikat, telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi ringan hingga sedang, yang berada dalam kondisi sehat. Secara acak, sebagian orang diminta mengkonsumsi teh rosela sebanyak 1 liter sebelum sarapan pagi, sebagian lagi mengkonsumsi 25 mg obat antihipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolik berkurang hingga sepuluh angka untuk 79 persen orang yang mengkonsumsi rosela dan 84 persen untuk orang yang mengkonsumsi obat antihipertensi.

Chau-Jung Wang dari Institut Biokimia dan Bioteknologi Universitas Kedokteran Chung San Taichung, Taiwan, menemukan khasiat bunga rosela dapat melindungi hati tikus. Metode kerjanya dengan cara menurunkan aspartate aminotransferase (ALT), memperbaiki jumlah glutathione yang berkurang, serta menghambat peningkatan jumlah perosida lemak akibat penyakit hati.

Tina Rostinawati MSi Apt, dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, juga melakukan penelitian aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga rosela terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga rosela memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

Tim peneliti dari Jurusan Kedokteran Hewan Universitas Buraydah, Al Gaseem Arab Saudi, meneliti fitokimia, farmakologi, dan toksikologi dari bunga rosela. Tindakan farmakologis dari ekstrak kelopak bunga rosela, memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. Pada pria sehat, konsumsi rosela mengakibatkan penurunan yang signifikan dalam konsentrasi urin kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, kalium dan fosfat, tapi tidak oksalat. Mengingat sifat gizi dan farmakologis yang dilaporkan relatif aman, rosela bisa menjadi sumber produk terapi yang berguna.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Christina Setiawan, Universitas Maranatha Bandung, tentang efek seduhan teh rosela terhadap tekanan darah normal laki-laki dewasa, menunjukkan hasil seduhan teh rosela merah dapat menurunkan tekanan darah.

Demikian juga penelitian yang dilakukan Gavrila Pinasthika dari program pendidikan sarjana kedokteran  Universitas Diponegoro Semarang,  yang meneliti pengaruh pemberian seduhan kelopak kering bunga rosela terhadap tekanan darah penderita prehipertensi dan hipertensi tingkat satu yang diedukasi gaya hidup sehat. Hasilnya menunjukkan pemberian seduhan Hibiscus sabdariffa terbukti menurunkan tekanan sistolik secara bermakna. Gaya hidup sehat turut berpengaruh dalam penurunan tersebut yang juga terlihat dalam kelompok kontrol.

Dhenok Anggi Wijayanti, bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi  Universitas Jember, dikutip dari unej.ac.id, meneliti efektivitas ekstrak kelopak bunga rosela terhadap penurunan jumlah sel polymornuclear neutrofil (PMN) atau bagian dari sel darah putih, pada perodontitis eksperimental tikus wistar.

Penyakit periodontal, yang sering terjadi pada manusia adalah gingivitis dan periodontitis. Kedua penyakit itu merupakan penyakit keradangan yang terjadi akibat respons jaringan periodontal terhadap bakteri plak. Kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa), mengandung berbagai macam zat aktif yang salah satunya adalah antosianin. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan antosianin dapat memberikan efek antiinflamasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kelopak bunga rosela dapat menurunkan jumlah sel PMN pada tikus wistar dengan periodontitis eksperimental. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home