Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:19 WIB | Selasa, 10 Maret 2015

Rupiah Jatuh, Hari Ini Pemerintah Jelaskan Kondisi Ekonomi Terkini

Otoritas ekonomi Indonesia, dari kiri: Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad (Foto:Okezone)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hari ini Pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberikan penjelasan ekonomi terkini kepada media. Penjelasan tersebut akan disampaikan di Gedung Frans Seda, Kementerian Keuangan, Jakarta. Dijadwalkan, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, Gubernur BI, Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad akan memberikan penjelasan.

Media memberitakan Presiden Joko Widodo meminta semua pihak agar tetap tenang menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Presiden mengatakan sudah bertemu Gubernur Bank Indonesia dan meminta untuk mengantisipasinya.

Kemarin (9/3) rupiah melorot ke level terendah sejak 1998 karena dolar AS menguat setelah laporan tentang ketenagakerjaan AS yang mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Juni.

Menurut Bloomberg, nilai tukar rupiah turun 0,7 persen, penurunan terbesar sejak 30 Januari, menjadi Rp13.069 per dolar pada pukul 10:14 di Jakarta. Sebelumnya, rupiah sempat sentuh level  Rp 13.073 per dolar AS, terendah sejak Agustus 1998.

Menurut Samuel Sekuritas, keperkasaan dolar AS di Asia tidak terbendung dan rupiah kembali ke level Rp13. 000 per dolar AS semenjak pembukaan kemarin.

"Pelemahan terhadap dolar terlihat pada mata uang lain di Asia. Pelemahan rupiah sejalan dengan pelemahan drastis IHSG dan SUN hingga kemarin sore. Yield SUN tenor 10 tahun naik hingga 7,6 persen," demikian analisis Samuel Sekuritas, pagi ini (10/3).

"Penguatan dolar di pasar global masih akan menjadi penyebab utama pelemahan rupiah. Rupiah diperkirakan masih akan melemah hari ini dengan kembali menguatnya dollar index," lanjut analisis Samuel Sekuritas.

Kenaikan dollar index konsisten antara lain dipicu isu debt ceiling. Isu ini kembali ke permukaan perekonomian AS setelah kebutuhan kenaikan jatah berutang kembali harus dinaikkan sebelum 15 Maret mendatang.

Apresiasi dolar juga dibantu oleh pelemehan euro yang disebabkan menipisnya surplus neraca perdagangan Jerman. Bank Sentral Eropa memulai kebijakan pembelian obligasi (Quantitative Easing) kemarin dengan perkiraan jumlah pembelian antara €15-50 juta – jumlah yang relatif kecil dibandingkan target €1.1 triliun untuk 19 bulan ke depan.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home