Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:10 WIB | Rabu, 03 Agustus 2016

Rusia Konfirmasi 21 Kasus Antraks

Ilustrasi: Kementerian pertahanan mengirim lebih dari 200 tentara spesialis dengan helikopter, dan pesawat untuk mendekontaminasi zona terinfeksi antraks dan membakar mayat hewan yang terinfeksi. (Foto: naharnet.com)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Rusia, pada Selasa (2/8), mengonfirmasi 21 kasus antraks, termasuk satu kematian, setelah gelombang panas yang tak seperti biasanya mencairkan permafrost (tanah yang berada di titik beku pada suhu 0 derajat celsius) di bagian utara yang terpencil, melepaskan spora yang berpotensi mematikan dari tanah tersebut.

“Sayangnya 20 orang dikonfirmasi menderita antraks,” kata juru bicara otoritas regional Yamalo-Nenetsky kepada kantor berita RIA Novosti.

Selain itu, seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun meninggal di rumah sakit pada Senin (1/8).

“Jumlah orang yang dirawat atas dugaan infeksi naik menjadi 90 orang, 45 di antaranya anak-anak,” kata beberapa pejabat regional, seperti dikutip dari AFP.

Wabah itu merupakan wabah antraks pertama sejak 1941 di wilayah tersebut, yang terletak sekitar 2.000 kilometer di bagian timur laut Moskow.

Wabah tersebut muncul, setelah satu bulan kenaikan suhu hingga 35 derajat celsius yang menyebabkan lapisan terluar permafrost dan memicu kebakaran hutan.

“Spora antraks berada di dalam permafrost selama lebih dari satu abad,” kata badan pengawasan pertanian.

Antraks tersebar melalui bakteri yang terbungkus dalam sel berbentuk batang. Spora tersebut secara alami ada di dalam tanah dan sering menginfeksi ternak yang menelan atau menghirupnya saat digembalakan.

Juru bicara gubernur Natalya Khlopunova mengatakan, mereka yang terinfeksi termasuk keluarga yang "makan daging rusa mentah dan minum darah," dan menambahkan, "para perantau memiliki kebiasaan ini", seperti dikutip dari naharnet.com.

Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova, terbang ke wilayah yang terkena dampak untuk mengunjungi mereka di rumah sakit dan zona karantina.

Pihak berwenang meminta warga untuk tenang, menekankan "tidak ada epidemi" dan daerah yang terinfeksi.

Kementerian pertahanan mengatakan telah mengirim lebih dari 200 tentara spesialis dengan helikopter, dan pesawat untuk mendekontaminasi zona terinfeksi dan membakar mayat hewan yang terinfeksi.

Pemerintah daerah mengatakan bahwa lebih dari 160 penggembala nomaden telah dievakuasi dari zona terkontaminasi, di mana lebih dari 2.300 rusa telah mati. Sekitar 16.500 orang di wilayah ini masih memimpin cara nomaden hidup tradisional, berburu, memancing dan menggiring rusa.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home