Loading...
BUDAYA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 14:31 WIB | Selasa, 19 Januari 2016

SAKA UGM Ikuti Festival Budaya di Thailand

Tim SAKA UGM. (Foto: dok. SAKA UGM)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Saka UGM, Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada, dan Sanggar Ayudha terpilih menjadi wakil Indonesia dalam festival kebudayaan “XIth Surin International Folklore Festival” yang diselenggarakan di Provinsi Surin, Thailand, tanggal 14-25 Januari 2016.

Festival tersebut merupakan pergelaran tahunan yang mengangkat isu budaya dan tradisi yang diwujudkan dalam bentuk pertunjukan seni dari masing-masing negara peserta untuk menciptakan perdamaian dunia.

“Persiapan sudah dilakukan tim Saka UGM sekitar satu bulan sebelum festival dimulai,” kata Fahreza Lerian, ketua delegasi Saka UGM, Senin (18/1).

Festival tahunan yang diadakan oleh Surindra Rajabhat University itu diikuti 19 negara dunia. Beberapa di antaranya adalah Austria, Bangladesh, Tiongkok, Filipina, India, Malaysia, Rusia, Mesir, Sri Lanka, Kamboja, Korea Selatan, Polandia, Nepal, Turki, Israel, Serbia, Vietnam, Laos, dan Myanmar.

Fahreza Lerian, yang juga mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA, mengatakan dalam festival tim Saka UGM menerjunkan 20 mahasiswa dari berbagai jurusan. Mereka menampilkan empat jenis tarian Aceh, yaitu Tari Likok Pulo, Tari Kreasi Bungong Jaroe, Tari Ratoeh Duek, dan Tari Kreasi Ratoeh Likok.

Festival ini dia harapkan dapat menjadi sarana untuk saling memperkenalkan kearifan lokal masing-masing negara peserta, dengan demikian dapat menambah wawasan peserta mengenai budaya negara lain. “Hal yang paling utama adalah mengenalkan dan mengembangkan seni dan budaya Indonesia di tingkat internasional,” katanya.

Fahreza menyampaikan puncak dari rangkaian kegiatan ini ditandai adanya deklarasi perdamaian dunia yang diikrarkan negara peserta. Selain itu, keikutsertaan negara ASEAN dalam festival ini dapat menjadi awal yang baik untuk menciptakan iklim kerja sama menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2016.

Tentang Saka UGM

Saka UGM dibentuk pada tanggal 27 Mei 2011 oleh Cindy Fadilla, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2008 (ketua) dan Ellin Khairani, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2010 (wakil ketua).

Sanggar ini bertujuan mewadahi minat mahasiswa Universitas Gadjah Mada dalam berkesenian Aceh serta untuk mengembangkan kesenian Aceh sebagai salah satu kekayaan seni dan budaya Indonesia.

Meski saat ini hanya diajarkan beberapa tarian Aceh untuk perempuan seperti Rampoe, Tarek Pukat, serta Ranup Lampuan, Saka UGM ke depan berharap dapat mewadahi minat mahasiswa Universitas Gadjah Mada berkesenian Aceh di bidang lain. (ugm.co.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home