Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 18:28 WIB | Rabu, 11 September 2013

Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-

Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-
Para Pembicara Sarasehan
Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-
Lompat Batu Nias ditampilkan di depan Taman Sriwedari
Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-
Tari Perang
Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-
Tari Tuwu
Sarasehan Kepariwisataan Kepulauan Nias menghasilkan -Deklarasi Solo-
Tari Yaahowu

SURAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sarasehan Nasional yang bertema " Membangun Kepulauan Nias Menjadi Tujuan Wisata Utama Kawasan Barat Indonesia" berlangsung sukses pada tanggal 7-9 September 2013. Sarasehan yang dilangsungkan di Solo ini dihadiri oleh Kepala Daerah Sekepulauan Nias yaitu Walikota dan Wakil Walikota Gunung Sitoli, Bupati Nias, Bupati Nias Utara dan Bupati Nias Barat, Ketua Pengadilan Negeri Gunung Sitoli, serta tokoh-tokoh masyarakat Nias. Kepala Daerah ini disertai dengan Kepala Dinas terkait, DPRD dan Pengurus PKK dan tim pameran.

Sarasehan ini memberi warna dan kesan tersendiri bagi masyarakat di Solo dan komunitas Nias yang bermukim di wilayah Jateng dan Yogyakarta. Sarasehan ini memang digagas oleh beberapa organisasi masyarakat Nias di wilayah Jateng dan Yogya yang didukung oleh Pemda Kabupaten/Kota Kep Nias dan Kementerian Parekraf. Sejak awal persiapan Wamen Parekraf, Dr. Sapta Nirwandar terlibat mengarahkan panitia.

"Nias harus mendapat sentuhan strategis untuk mengangkat kepariwisataannya. Namun, hal itu sangat ditentukan oleh komitmen Kep Nias sendiri. Saya akan membawa pakar hadir dalam sarasehan ini", tegas Sapta Nirwandar.

Kepulauan Nias memiliki kepariwisataan yang unik, berbeda dan bernilai sejarah tinggi. Sejak bencana alam gempa dan tsunami tahun 2004/2005, Nias mendapat perhatian dari banyak pihak. Namun, kepariwisataannya tidak kunjung menggeliat. Banyak objek pariwisata perlahan mengalami kerusakan dan penurunan kualitas. Upaya promosi yang dilakukan pun belum mampu meningkatkan kunjungan wisata.

Inilah yang mendorong penyelenggaraan sarasehan ini. "Kalau bukan kita, siapa lagi yang perduli dengan kepariwisataan Nias. Objek kepariwisataan memprihatinkan karena kurang terurus. Sarasehan ini adalah partisipasi kami dalam mendorong kebangkitan kepariwisataan Nias. Kami bangga Bapak Bupati dan Walikota menyambut gagasan ini degan baik’, kata Ketua Panitia Herman S.Harefa.

Penasehat Panitia Dr. Fonali Lahagu, menjelaskan "Pemilihan Solo sebagai tempat Sarasehan, agar langsung belajar di tempat. Keberhasilan Kota Solo dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataannya kiranya menginspirasi Kepala Daerah dan instansi terkait dalam menyusun strategi yang tepat". Pemda Jateng sendiri sangat menyambut prakarsa ini.

"Kami siap bermitra untuk membantu promosi kepariwisataan Nias dan memberikan ruang untuk masyarakat Nias menampilkan seni budaya-nya di wilayah ini", demikian Drs. Budiyanto, MSi, Ka Bakor Wilayah II saat membuka resmi Sarasehan ini mewakili Gubernur Jateng. Kurang lebih 500 peserta sarasehan memadati Ballroom Hotel Novotel.

Wakil Ketua Forkada Kep Nias, Drs. Edward Zega (Bupati Nias Utara) dalam sambutannya menyampaikan bahwa masih banyak sumber daya kepariwisataan Nias yang belum terkelola baik. "Dalam kurun waktu beberapa tahun pasca pemekaran ditemukan berbagai objek baru yang berbeda dan tidak dimiliki wilayah lain. Forkada menyambut gagasan masyarakat Nias melalui sarasehan ini’, paparnya.

Nias tidak hanya memiliki warisan kekayaan budaya dan tradisi megalitik, hombo batu dan surfing, tetapi juga keindahan bawah laut berupa terumbu karang, gua-gua yang unik, kreatifitas budaya dan tradisi yang beragam. Maena, tarian masyarakat kolosal itu bahkan sudah ada sejak dahulu sebelum poco-poco. Batu bertelur mungkin hanya ada di Nias.

Sesungguhnya Kepulauan Nias sangat berpotensi menjadi kawasan wisata unggulan di bagian barat Indonesia. Dalam panel diskusi interaktif para Kepala Daerah dan Kementerian Parekraf, Dr. Henky Hermantoro memaparkan posisi dan strategi pemerintah pusat dalam pembangunan kawasan destinasi wisata nasional di Indonesia. Pendekatan pembangunan adalah kawasan, sehingga langkah-langkah yang parsial memang tidak akan maksimal.

"Hasil Sarasehan ini akan ditindaklanjuti dalam aksi dan kegiatan yang strategis dan nyata di Kepulauan Nias. Strategi bersama adalah adalah sebuah terobosan" papar Henky Hermantoro.

Hadir juga sebagai pembicara dalam Sarasehan ini Kadis Budpar Solo, Dr. Hermawan Kartajaya (pakar marketing), Dr. Fonali Lahagu, Esther GN Telaumbanua, SE (pemerhati kepariwisataan Nias), dan Rukimo Tarigan (GM perhotelan).

Sarasehan ini menghasilkan tekad dan komitmen yang dirumuskan sebagai "Deklarasi Solo" ini. Nefos Daeli, Ketua SC panitia menjelaskan bahwa point inti dalam Deklarasi Solo ini adalah bahwa Pemda Kabupaten/Kota Kepulauan Nias menyadari perlunya sebuah strategi bersama untuk mengangkat kepariwisataan Nias. Kepala daerah bersepakat memposisikan kepariwisataan sebagai program unggulan pembangunan Nias.

Kepariwisataan Nias dibangun berbasis kawasan untuk kepentingan bersama seluruh wilayah Kep Nias dan kesejahteraan masyarakatnya. "Rumusan ini akan disosialisasikan dalam waktu dekat dan ditindaklanjuti dalam langkah konkrit bersama seluruh Kepala Daerah", tambah Nefos Daeli.

Gelar atraksi budaya menjadi penutup acara Sarasehan. Atraksi menarik ini menuai decak kagum penonton yang memadati Taman Budaya "Sriwedari" pada Minggu pagi (8/9). "Melihat keceriaan pemuda-pemudi Nias hilang rasa capek, diganti kebahagiaan dan kebanggaan, kami bisa mempromosikan Nias di perantauan", tutur Yosafati Gulö, panitia yang juga akademisi Nias dari Universitas Satya Wacana.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home