Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta 10:16 WIB | Kamis, 12 September 2013

Menteri Perdagangan Yakinkan Para Perajin Tahu Tempe Tidak Perlu Mogok Berproduksi

Menteri Perdagangan Yakinkan Para Perajin Tahu Tempe Tidak Perlu Mogok Berproduksi
Gita Wirjawan Menteri Perdagangan. (Foto-foto: Dedy Istanto)
Menteri Perdagangan Yakinkan Para Perajin Tahu Tempe Tidak Perlu Mogok Berproduksi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan saat ini berhasil meyakinkan ribuan perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) agar tidak perlu mogok lagi, karena pemerintah telah meneken kesepakatan dan kesepahaman (MoU) dengan Kopti. Gita Wirjawan mengatakan hal tersebut saat meneken kesepakatan dan kesepahaman dengan Kopti pada Rabu (11/9) di Jakarta.  

"Sudah teken dan pemogokan sudah stop, sudah tidak ada lagi,” kata Gita.

Menteri Perdagangan mengemukakan bahwa Bulog (Badan Urusan Logistik) sudah mulai mendistribusikan stok kedelai yang mencapai 300 ribu ton ke pasar.

“Saat ini distribusi sudah cukup maksimal,” kata Menteri Perdagangan seraya menyampaikan bahwa izin untuk itu memang baru dikeluarkan ke Bulog.

Sementara itu Asep Nurdin dari Kopti Jabar mengatakan bahwa pihaknya akan terus melancarkan serangan mogok produksi apabila harga kedelai tidak turun.

Asep mengatakan, aksi tersebut bisa saja terjadi, apabila tidak ada respon positif dari pemerintah mengatasi tingginya harga kedelai. “Kita akan lihat perkembangannya. Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, aksi mogok akan kami lanjutkan,” jelas Asep.

Salah satu tuntutan perajin tahu yang cukup krusial yaitu stabilisasi harga kedelai. Saat ini, harga kedelai pada kisaran Rp 9.500-9.700/kg dan diprediksi terus naik hingga Rp 10.000/kg. Harga ideal bagi perajin tahu tempe yaitu Rp 6.000/kg.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan bahwa stok kedelai yang ada, akan disalurkan untuk pengrajin tahu dan tempe.

“Stok yang ada disalurkan segera untuk pengrajin tahu dan tempe,” kata Hatta Rajasa. Menurut Hatta, pemerintah telah menambah suplai  kedelai dan melakukan impor guna menurunkan harga kedelai di pasaran yang melambung tinggi. Selain itu, pemerintah telah membicarakan harga yang dapat diserap oleh para pengrajin tahu dan tempe.

Sebelumnya Hatta Rajasa, Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan sudah membahas berbagai aspirasi berbagai koperasi tahu tempe di seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya yang dilakukan Gita Wirjawan pada Selasa (10/9) mengunjungi pengrajin tahu dan tempe di Kalideres, Jakarta Barat dan Mendag telah mendengar aspirasi para perajin tahu tempe agar harga kedelai diturunkan

“Kami telah memberikan izin impor 100 ribu ton kedelai untuk BULOG. Jika kebutuhan per hari untuk produksi di Semanan sekitar 60 ton atau 1.800 ton per bulan, maka BULOG sangat dapat memenuhi kebutuhan kedelai para perajin di Semanan,” kata Gita Wirjawan.

Berkaitan dengan kelangkaan kedelai Gita Wirjawan mengharapkan pihaknya dan beberapa kementerian terkait akan mampu menjembatani antara importir dan perajin tahu dan tempe. Metode ini akan mampu meringankan beban perajin tahu tempe, karena para produsen tahu dan tempe membeli kedelai dari importir yang harganya sangat tinggi, akibat harga beli yang dipengaruhi oleh kenaikan nilai mata uang dolar AS. (setkab.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home