Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 11:25 WIB | Senin, 20 Juli 2015

#SaveMuslimPapua Dominasi Perbincangan di Media Sosial

Konferensi Pers di PGI, Sabtu (18/7) menyikapi insiden di Tolikara (kiri-kanan), Wakil Sekretaris Umum PGI Pdt Krise Gosal, Ketua Umum PGI Henriette Lebang, Kepala Humas PGI Jeirry Sumampauw, Dirjen Bimas Kristen Oditha Hutabarat, Ketua Umum PGLII Ronny Mandang, dan Sekretaris Umum PGLII Freddy Sunyoto. (Foto: Dok. satuharapan.com/Bayu Probo)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Insiden pembakaran tempat ibadah umat Muslim yang terjadi di Tolikara Papua akhir-akhir ini menjadi perhatian publik. Beragam pernyataan muncul di dunia maya terkait insiden tersebut dan mulai muncul #SaveMuslimPapua di Twitter.

Tanda pagar tersebut sudah digunakan lebih dari 65.000 kali di akun para pengguna media sosial. Selain itu tanda pagar lain yang dipakai adalah #SaveMuslimdiPapua yang sudah dipakai lebih dari 19.000 kali di media sosial yang sama.

Tanggapan yang beredar dalam media sosial tersebut rata-rata bernada kemarahan yang mempertanyakan “ke mana para aktivis HAM?” dan “inikah yang dinamakan toleransi?”

Namun, ulama terkenal Abdullah Gymnastiar atau yang lebih akrab disapa Aa Gym ini meminta kepada umat Islam untuk tetap berpikir jernih menanggapi insiden tersebut.

Menyikapi teror di Papua, dihimbau umat Islam dalam luka dan marah agar tetap bertindak jernih jangan mudah terprovokasi destruktif,” kata dia dalam cuitannya pada Sabtu (18/7).

Seorang warga Muslim di Tolikara kepada wartawan mengatakan insiden semacam ini memang baru pertama kali terjadi dan "kami selama sembilan tahun di sini (merasa) aman," kata Haji Ali seperti dikutip detik.com.

Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pendeta Dorman Wandikmbo juga menegaskan bahwa warga gereja tidak pernah berniat untuk melakukan pembakaran dan sudah meminta maaf kepada umat Muslim atas insiden tersebut.

Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, mengatakan aksi pembakaran dipicu oleh aksi penembakan terhadap salah seorang warga oleh aparat keamanan. Massa yang marah kemudian membakar kios-kios dan api turut melalap musala yang berada di tengah kompleks.

Setidaknya ada 12 orang yang terkena tembak dalam peristiwa itu, salah satu di antara mereka meninggal dunia. Terkait korban yang berjatuhan itu, Zely mengkritisi aparat yang dianggap terlalu 'cepat mengeluarkan tembakan'. (bbc.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home