Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:09 WIB | Jumat, 02 Agustus 2013

SBY: Bangsa Majemuk, Bangsa yang Tidak Mengabaikan Minoritas

SBY: Bangsa Majemuk, Bangsa yang Tidak Mengabaikan Minoritas
sumber: myanon.wordpress.com
SBY: Bangsa Majemuk, Bangsa yang Tidak Mengabaikan Minoritas

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan pandangan postifnya tentang kemajuan bangsa Indonesia pada tahun 2045 mendatang. Bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dalam hal ekonomi, politik, dan sosial yang tidak meninggalkan norma-norma agama, lokal dan budaya.

“Di atas semua hal tersebut, saya berpandangan peradaban yang tumbuh di negara ini menjadi peradaban yang maju unggul dan mulia. Insya Allah kalau kita bekerja keras dengan waktu  32 tahun itu, kondisi tersebut dapat kita capai,” tutur Presiden SBY saat memberikan sambutan pada buka puasa bersama tokoh masyarakat dan ulama Jawa Timur, di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (1/8) petang.

Dengan demikian, disetiap usaha pasti ada saja tantangan yang akan selalu datang untuk menguji. Seperti misalnya ujian politik di tahun ini dan tahun 2014 mendatang. Dimana pada tahun-tahun tersebut adalah tahun politik untuk pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden tahun 2014. Presiden mengungkapkan ada tiga tantangan utama yang masih dihadapi oleh bangsa ini setelah era reformasi.

Pertama, demokrasi dan politik negara ini baru menuju proses tingkat kematangan sehingga sangat wajar apabila masih ada konflik atau benturan.

Kedua, banyaknya partai politik atau multi partai dengan demokrasi yang lebih rumit dan kompleks. Terlebih lagi terkadang dalam satu partai politik banyak kepentingan dan dinamika sehingga menimbulkan suatu pertentangan dan perdebatan.

Sedangkan tantangan yang ketiga adalah kemajemukan bangsa Indonesia dalam hal suku, agama, etnis, budaya dan daerah yang terkadang menjadi permasalahan tersendiri.

Kemajemukan Bangsa

Tentang kemajemukan bangsa, Presiden mengutarakan beberapa hal penting yang perlu disadari oleh semua lapisan masyarakat. Yaitu, kita harus siap menerima perbedaan. Walaupun suara mayoritas memang sangat menetukan, tetapi kita juga harus menghargai aspirasi kaum minoritas dan menyikapi perbedaan dengan saling menghormati. Kalau ada pertentangan, kita harus selesaikan secara damai.

Presiden juga menegaskan bahwa dalam suatu kemajemukan janganlah kita saling menista ataupun melecehkan simbol atau nilai yang dimiliki oleh identitas yang lain. “Kalau ada pertentangan tersebut, mari utamakan kepentingan bersama, kepentingan bangsa dengan kepentingan yang lebih sempit harus dapat dinomorduakan,” tutur SBY.

Menurut Kepala Negara, hal-hal tersebut bisa dicontohkan oleh para tokoh dan pemimpin di bangsa ini. Sehingga menjadi tauladan bagi masyarakat yang akan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang tenang, teduh dan damai. (setkab.go.id)

Editor : Windrarto


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home