Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 15:08 WIB | Minggu, 08 Februari 2015

Seniman Tanpa Idealisme Bak Produk Retail Baju Massal

Seniman Tanpa Idealisme Bak Produk Retail Baju Massal
Seniman peran pemenang Piala Citra, Reza Rahadian. (Foto-foto: Francisca Chrity Rosana)
Seniman Tanpa Idealisme Bak Produk Retail Baju Massal
Adi Kurdi, dosen sekaligus seniman yang terkenal lewat serial Keluarga Cemara.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seniman memang tak pernah lepas dari idalisme yang melekat pada dirinya. Idealisme ini merupakan wujud kedaulatan yang diyakini sebagai prinsip untuk menuangkan ekspresi menjadi sebuah karya.

Seniman peraih Piala Citra, Reza Rahadian mengatakan idealisme bagi seorang aktor penting untuk menentukan sikap dan statement terhadap dunia seni peran.

“Kalau nggak punya idealisme, biasanya mereka akan berkembang menjadi aktor-aktor bak produk retail baju massal. Mereka nggak punya karakter, nggak punya ciri khas, dan nggak punya kepekaan ketika dia memerankan sebuah peran karena kepentingannya hanya sekadar suka-suka dan tidak mempunyai core yang jelas,” ujar Reza kepada satuharapan.com di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, Kamis (5/2) malam.

Menurut Reza, idealisme adalah tingkat kesakralan yang tinggi.

“Idealisme yang dimiliki aktor itu penting dan buat saya karena idealisme adalah nomor satu,” kata Reza.

Selain itu, menurut pemeran Abah dalam serial Keluarga Cemara, Adi Kurdi mengatakan olah peran adalah melakukan sesuatu untuk meyakinkan orang lain supaya orang lain percaya.

Menurutnya, seniman yang terlalu idalis tidak menjadi soal.

“Banyak karya-karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman hebat karena senimannya idealis,” ujar Adi Kurdi.

Dosen ekspresi positif dalam komunikasi ini mengungkapkan jika orang menganggap idealisme mematikan, berarti pikirannya telah kapitalistis.

“Dalam kehidupan ini yang menonjol dan bisa bertahan kan lahirnya dari orang-orang idealis. Para nabi dan ilmuwan itu juga idealis. Kita kalau mau bangkit harus memberikan impresi kepada penonton,” kata pria yang akrab disapa Abah itu.

Di sisi lain, Robert Ronny, penulis skenario beberapa film mengatakan kondisi perfilman Indonesia seperti sekarang, tidak bisa membuat seniman terlalu idealis.

“Saya harus realistis. Kalau saya jadi orang yang terlalu idealis, saya nggak laku,” kata dia. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home