Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 16:52 WIB | Rabu, 08 Oktober 2014

Setara Institute: Kualitas Koalisi Indonesia Hebat Rendah

Salah satu anggota dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat mengajukan interupsi kepada pimpinan sidang terkait dengan proses mekanisme pemilihan Ketua MPR periode tahun 2014 - 2019. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi menilai kekalahan Koalisi Indonesia Hebat mengisi kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menegaskan rendahnya kualitas dan keterampilan partai politik yang menjadi pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014 itu.

“Kekalahan Koalisi Indonesia Hebat dalam mengisi kursi pimpinan MPR dan kekalahan dalam proses politik sebelumnya dari Koalisi Merah Putih menegaskan rendahnya kualitas dan keterampilan berpolitik partai politik pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla itu,” kata Hendardi dalam surat elektronik yang diterima satuharapan.com,  Rabu (8/10).

Penyebabnya, lanjut dia, adalah sikap “gede rasa” Koalisi Indonesia Hebat atas kemenangan Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 2014. “Lalu melupakan konstituen, relawan, dan masyarakat sipil, dalam proses politik di parlemen,” ujar Hendardi.

Menurut dia, Koalisi Indonesia Hebat kini semakin berjarak dengan kelompok kritis yang selama ini ikut mengawal dan mendukung kemenanangan Jokowi-JK di Pemilu Presiden 2014.

“Kalau Koalisi Indonesia Hebat bisa membawa keluar suksesi kepemimpinan di DPR dan MPR sebagai diskursus publik dan partisipasi berkualitas, semestinya partai politik pengusung Jokowi-JK itu bisa kembali mendulang kemenangan,” ucap dia.

“Kanal komunikasi publik semestinya dibangun untuk memperoleh dukungan. Meski secara formal, publik tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan. Ini pelajaran penting bagi Koalisi Indonesia hebat dan Jokowi-JK,” Hendardi menambahkan.

Selain itu, dia menjelaskan Koalisi Indonesia Hebat terlalu percaya diri dengan dukungan dari Fraksi PPP dan Kelompok DPD yang sesungguhnya belum teruji soliditasnya. Menurut Hendardi, kedua kelompok tersebut bukan merupakan mitra koalisi strategis seperti PKB, NasDem, dan Hanura. “PDIP juga diam-diam menghendaki voting setelah mendapat dukungan PPP dan DPD, padahal gagasan untuk musyawarah mufakat semestinya tetap menjadi pilihan utama,” kata dia.

"Setelah dapat dukungan DPD dan PPP, nafsu berkuasa Koalisi Indonesia Hebat sama juga seperti Koalisi Merah Putih,” Hendardi menyampaikan.

Usai pemilihan pimpinan DPR, DPD, dan MPR, Ketua Badan Pengurus Setara Institute meliha kini saatnya Koalisi Indonesia Hebat bekerja dan membiarkan publik mengawasi kinerja parlemen dalam membangun bangsa.

“Jangan pernah sedikitpun berniat ataupun bertindak mengembalikan iklim demokrasi yang sudah diraih. Apalagi berpikiran mengubah sistem pemilihan presiden dari langsung menjadi tidak langsung,” kata Hendardi di akhir surat eloktroniknya.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home