Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 01:00 WIB | Kamis, 05 Februari 2015

Simalakama dan Dua Gadis

Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati…
Memilih... (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Buah Simalakama ternyata ada dua jenis. Yang pertama telah terbukti amat bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan. Buah Simalakama ini lebih dikenal dengan nama Mahkota Dewa. Manfaatnya sangat luas sebagai antioksidan, pereda radang, penyembuh berbagai gangguan kulit, hingga menghambat pertumbuhan sel kanker.

Ada lagi buah Simalakama yang sangat menakutkan. Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati… siapa mau buah Simalakama jenis ini? Bagaimana jika tiba-tiba buah Simalakama ini jatuh di pangkuan? Sungguh tidak terbayangkan apa yang harus kita perbuat….

Syukurlah… sesungguhnya tidak ada buah seperti itu atau apa pun jua yang mengharuskan kita memilih di antara dua orang yang amat kita kasihi dan telah banyak berjasa bagi kita.

Tetapi mengapa gadis itu melakukannya? Saya terhenyak. Matanya menatap kembali kepada saya dari balik layar kaca, lurus dan dingin, sambil memaparkan duduk perkara bahwa ”saya sebagai kuasa insidentil penggugat… di luar alur hukum, saya sebagai anak, yang patuh dan taat, hormat sama orangtua.” Termasuk penghormatannya, ”Latar belakang ibu saya adalah dari keluarga miskin… ibu saya adalah janda tiga kali, janda nikah siri, ayah saya adalah suami ke-4 yang menikah sah dan mengangkat derajatnya selama 27 tahun…  jika memang (ibu) hidup tidak makmur… satu tahun dua tahun juga udah get out.”

Begitulah, gadis cantik dan cerdas ini, Princess Santang (25 th), yang baru saja lulus dari kuliah hukumnya, dan salah satu kasus awalnya adalah… mewakili ayahnya untuk menggugat ibunya sendiri terkait rumah yang ditinggali sang ibu. Duh…!

Ingatan saya melayang kepada gadis lain… sama cerdas dan cantik, sama-sama seorang ahli hukum… Demi orang tuanya, gadis ini telah merantau jauh sekali dari desanya di Bislig, Filipina… Hampir dua jam penerbangan dan lima jam berkendara dari Manila…

Namanya Jessica Los Banos. Meski penghasilannya memungkinkannya untuk hidup mewah, ia hidup dengan amat sederhana. Hasil dari setiap tetes keringatnya dikirimnya pulang kepada orangtuanya. Ketika saya sedang terhenyak di depan layar kaca oleh kisah yang lain tadi. Rumah kuno orangtua Jessica hampir selesai dipugar atas biaya sang putri yang terbang jauh dari sangkarnya ini….

Selain putri yang berbudi… Jessica juga pendidik yang jeli, cemerlang, dan tanpa pamrih… Saya menjulukinya The Winning Coach. Dengan tangan dinginnya ia telah membawa team moot court yang dilatihnya untuk memenangkan beberapa kompetisi internasional di Amerika… Korea… Hongkong….

Saya bertemu pertama kali dengannya beberapa tahun lalu, di persimpangan taman yang mengelilingi institusi tempat kami bekerja di Tangerang. Saat itu ia telah tumbuh menjadi seorang wanita matang yang ramah, baru saja mendarat dari Manila. Berawal dari sebuah percakapan singkat yang terlalu panjang, kami mengawali persahabatan kami. Jessica adalah jenis sahabat yang selalu berbahagia ketika sahabatnya berhasil… dan turut prihatin ketika sahabatnya mengalami kegagalan.

Seorang anak yang berbakti… pekerja keras dan pendidik yang tulus… dan sahabat setia… Demikianlah sebuah integritas dan reputasi dibangun… Dan itu tidak pernah berawal dari menggugat orangtua sendiri!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inpirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home